Ande-Ande Lumut Ala China

Yogyakarta (28/06/2013), Mahasiswa China Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menampilkan pertunjukkan Ande-Ande Lumut di Hall Kampus 2 UAD. Selama kurang lebih 1 jam, sejumlah mahasiswa China tersebut memberikan hiburan bagi para penonton dan juga Dosen Sastra Indonesia yang pada malam itu hadir. Penampilan drama Ande-Ande Lumut ini sendiri sebenarnya merupakan rangkaian acara pelantikan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) dari Program Studi Sastra Indonesia.

“Saat merencanakan acara pelantikan HMPS ini, kebetulan mas Iqbal (dosen kelas Drama) menawarkan kami agar mahasiswa China dilibatkan dalam acara ini dengan menampilkan suatu hiburan dan mas Iqbal pun bersedia melatih mahasiswa China tersebut”, kata Dra. Ani Yuliati, M.Hum-Ketua Program Studi Sastra Indonesia UAD.

Ada hal yang menarik dari penampilan mahasiswa China tersebut, di mana banyak kosa kata bahasa Indonesia yang tidak dapat diucapkan dengan tepat sehingga menimbulkan tawa tersendiri dari para penonton. “Diajem maukah kamu menjadi istriku?”, kata Yogi-pemeran pangeran. Kata “diajem” yang seharusnya “diajeng” tersebut sontak menimbulkan canda tawa dari para penonton.

Mahasiswa China sendiri membutuhkan waktu 2 minggu untuk berlatih guna menampilkan pertunjukkan drama Ande-Ande Lumut tersebut.  Mahasiswa Sastra Indonesia UAD sendiri juga memberikan andil bagi pertunjukkan drama ini, yakni dengan membantu mahasiswa China berlatih. “Kami sangat senang, teman-teman Indonesia sangat ramah dalam membantu kami berlatih”, kata Xinxing-salah satu mahasiswa China yang ikut dalam pertunjukkan. (CF)

Mahasiswa Seharusnya Menjadi Garda Terdepan Bangsa

Taufik Saefudin menyatakan, bahwa Mahasiswa yang seharusnnya menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa dan Negara, justru menjadi problem kebangsaan. “Pemuda dan mahasiswa sekarang terjebak dalam paradigma pragmantis yang merupakan dampak dari pluralisme dan globalisasi” ungkap Taufik pada diskusi yang aktif Refleksi Pemuda dan Mahasiswa yang diadakan BEM Fakultas Hukum Univeristas Ahmad Dahlan (UAD) Selasa (19/6/2013)

Acara ini digelar di Hall kampus 2 UAD terseubt sebagai purna agenda sebelum mahasiswa menghadapi Ujian Akhir Semester yang akan dilaksanakan awal Bulan Juli. Refleksi ini digarap dengan wadah diskusi publik, terbuka secara umum. Acara ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu: Nurul Satria Abdi, S.H., M.H. (Dosen Fakultas Hukum), Ahmad Khalik (Mantan Ketua BEM Se-DIY), dan Taufik Saefudin (Aktivis HMI).

Diskusi yang dimoderatori oleh Supian Hadi ini mengetengahkan persoalan gerakan pemuda dan mahasiswa. Refleksi ini digelar karena menurut Erif Fahmi, selaku Ketua Panitia, bahwa basis pemuda yang kebanyakan mahasiswa sudah melenceng dari khitahnya, padahal mereka berstatus sebagai kontrol sosial.

Di sisi lain, Pak Satria, demikian Dosen Fakultas Hukum ini biasa dipanggil, mengemukakan bahwa sejatinya pemuda memiliki tiga status utama, yaitu: Agent of Change, Penegak Hukum, dan Pejuang Demokrasi.

Di tempat terpisah, Aji Galih, Ketua BEM Fakultas Hukum UAD, menyatakan bahwa acara ini digelar bertujuan untuk memberikan kesadaran mahasiswa agar bisa kembali memahami status kepemudaan mereka, sehingga apa yang diharapkan dapat terwujud. (fmi-anr)

Mahasiswa Sastra Inggris Gelar Pertunjukkan Drama dan Puisi

Yogyakarta (26/06/2013), mahasiswa kelas Telaah Drama dan Puisi, Program Studi Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pertunjukkan drama serta puisi yang diselenggarakan di Lobby Kampus 2 UAD. Pertunjukkan ini merupakan tugas akhir bagi Mata Kuliah Telaah Drama dan Puisi, yang pada semester sebelumnya juga sudah pernah diadakan. Semua mahasiswa mengambil bagian dalam acara yang digelar selama kurang lebih 3 jam,  dari pukul 09.00-12.00 WIB. Ada yang berperan sebagai panitia acara, ada juga yang berperan untuk tampil di atas panggung. Dengan berbagai kreativitas mahasiswa yang ditampilkan di atas panggung. Acara ini dapat berjalan sukses dan mendapatkan antusias dari para mahasiswa lain yang menjadi penonton.

Selama kurang lebih 2 bulan, mahasiswa Sastra Inggris mempersiapkan acara ini. Selain harus mengadakan penjualan baju pantas pakai untuk penggalangan dana. Mereka juga harus berlatih drama dan puisi yang terkadang sampai malam hari. Banyak hal baik suka maupun duka yang dilalui ketika mempersiapkan acara tersebut. “Mencari waktu untuk berlatih bersama terkadang susah, dan dari teman-teman sendiri biasa juga ada yang kurang aktif sehingga cukup susah untuk diajak kerjasama”, kata Imanuddin-ketua panitia.

Dengan acara ini sendiri, diharapkan mahasiswa bisa menampilkan kreativitas mereka dalam bidang kesenian. Jika biasanya mahasiswa hanya mendapatkan teori tentang drama dan puisi di kelas, melalui acara ini mereka dapat praktek langsung bagaimana tampil di depan umum. “Satu hal yang menarik, bahwa ternyata mahasiswa yang mempunyai prestasi bagus di kelas ternyata ketika diminta untuk tampil di atas panggung justru kurang bagus, akan tetapi mahasiswa yang di kelas biasa saja justru cukup bagus ketika menampilkan kesenian,” kata Tri Rina Budiwati, S.S., M.Hum-Ketua Program Studi Sastra Inggris.(Doc)