Tertarik Belajar Sulap dan Hipnotis

 

Berkat siaran di salah satu stasiun televisi, Muhammad Firdaus Ramadhan asal Sukabumi tertarik dengan sulap dan hipnotis. Ia mengakui hal aneh dari sulap dan hipnotis mampu membuatnya penasaran dan ingin mempelajarinya lebih dalam. Ketertarikannya ini sejak ia duduk di bangku sekolah dasar.

Akhirnya, setelah dewasa dan mencari berbagai informasi melalui internet, ia dapat belajar di suatu lembaga sulap dan hipnotis internasional. Kini, hal tersebut membawanya menjadi terkenal di daerah asalnya.

Nama panggung pria kelahiran 7 Februari 1997 ini adalah Rama Isya dan job pertamanya yaitu mengisi hiburan di salah satu mal di Sukabumi. Penghasilan awal sebagai pemula yang didapat yaitu 300 ribu rupiah. Biasanya, ia menggunakan waktu 10 hingga 15 menit dengan penghasilan 300 ribu hingga 3 juta rupiah.

“Lumayan menggiurkan penghasilannya,” ungkap pria yang berasal dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) ini. “Di Jogja, mudah untuk menemukan peralatan sulap, selain itu banyak variasinya dan harganya lebih murah karena hasil produksi Jogja sendiri.”

“Harapannya, sulap dan hipnotis dapat mengubah persepsi orang-orang yang menganggap hal tersebut tidak baik. Selain itu juga agar tidak di salah gunakan,” jelas Muhammad Firdaus saat di temui di sela-sela Program Pengenalan Kampus (P2K). (Nun)

Rektor UAD: Jangan Terlalu Sering Main Game

 

“Kurangi main game,” ungkap Dr. Kasiyarno, M.Hum., Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat membuka Program Pengenalan Kampus (P2K) yang diikuti oleh lima ribu lebih mahasiswa baru (maba) di GOR Amongrogo Senin, (31/8/2015).

Kasiyarno menambahkan bahwa bermain game bisa merugikan dan menghilangkan waktu yang seharusnya bisa diisi dengan hal yang bermanfaat.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut menganjurkan kepada maba untuk perbanyak baca buku dan diskusi dengan mahasiswa lainnya. Ia juga menambahkan bahwa yang paling penting adalah mengikuti organisasi kemahasiswaan yang ada.

Mahasiswa harus kerja keras dan kerja cerdas untuk mengukir prestasi. Jangan terlalu banyak main game, nanti bisa merusak otak. Syarat menjadi sukses adalah masuk perguruan tinggi, belajar, perbanyak baca buku.

“Mahasiswa harus tekun dan mampu meraih prestasi,” tuitupntya mengakhiri pidato yang diikuti tepuk tangan.

Saat ini, ada sekitar lima ratus maba yang tidak bisa ikut P2K karena keterbatasan tenaga dan alokasi waktu. (Doc:Pors)

Tips Sehat Menjalani P2K

         

“Jangan lupa sarapan dan jangan membiarkan perut dalam keadaan kosong. Manfaatkan semaksimal mungkin waktu istirahat yang disediakan, olahraga, juga mengonsumsi vitamin jika diperlukan.”

Hendy Ristiono, S.Far., Apt., selaku koordinator Tim Kesehatan (Timkes) Program Pengenalan Kampus (P2K) mengungkapkan bahwa gangguan kesehatan yang akan dialami oleh mahasiswa baru (maba) adalah gangguan fisik dan psikis.

“Aktivitas yang cukup padat dari pagi hingga sore, bahkan malam, akan mengakibatkan tubuh berontak dan mengalami keluhan fisik. Mahasiswa juga harus menyiapkan diri untuk kegiatan esok hari. Secara psikis, maba akan stres karena berada pada kondisi asing. Dalam kondisi seperti ini, sebagian besar mereka harus beradaptasi dengan lingkungan yang serba mandiri karena jauh dari orang tua,” ujarnya.           

            Jika menderita penyakit tertentu, jangan lupa membawa obat-obatan pribadi yang diperlukan. Sementara yang berhubungan dengan kesehatan psikis, hendaknya dengan melakukan refreshing atau berkumpul bersama teman-teman, karena sharing dapat mengurangi kejenuhan.

            Tahun ini, sebanyak 51 tim kesehatan disediakan untuk P2K Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Tim ini terdiri atas 45 mahasiswa KSR, Pramuka, IMM, serta 6 dosen. Selain itu, ada pula tim kesehatan dari PKU Muhammadiyah yang akan menyediakan beberapa fasilitas, mulai dari tim medis hingga obat-obatan.

            “Diharapkan kerja sama antara panitia dan Timkes. Selain itu, yang menjadi ujung tombak adalah panitia fakultas karena lebih dekat dan memahami kondisi maba di fakultas masing-masing sehingga dapat mendeteksi sejak awal kondisi fisik dan psikis mereka. Kerja sama akan berjalan lebih baik jika maba ikut ambil andil seperti saat mengisi form data diri, berlaku jujur menuliskan penyakit yang dimiliki,” terang dosen kelahiran Tegal, 14 April tersebut. (doc)

Menjadi Mahasiswa Berkemajuan

      

“Agar menjadi mahasiswa berkemajuan, maka jadilah generasi terpelajar muslim berkarakter Muhammadiyah, mau bekerja keras dan keras kepada diri sendiri, harus mempunyai semangat untuk berilmu, harus menjadi orang yang mau mengamalkan ilmu, jadilah pemimpin bangsa di masa yang akan datang, serta jadilah anak panah Muhammadiyah yang tumbuh dalam kebersamaan untuk mencerahkan umat dan bangsa.” Itulah yang diucapkan Haedar Nashir dalam Stadium General dalam Program Pengenalan Kampus Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (P2K UAD).   

            Sebelumnya, ia mengucapkan selamat datang dan mengimbau kepada mahasiswa baru (maba) agar  menjadikan P2K sebagai awal mendidik diri menjadi kader Muhammadiyah, kader persyarikatan, dan kader bangsa yang cerdas serta mencerahkan. Ia mengajak maba untuk merenungkan, lalu berpikir tentang negeri tercinta Republik Indonesia. Mahasiswa adalah bagian dari pewaris bangsa dan negara di masa yang akan datang yang patut bersyukur karena mempunyai sejarah negeri dan tanah air. Kekayaan alam yang luar biasa, negeri yang luasnya luar biasa.

“Kita bersyukur karena negeri ini merdeka atas izin Allah Swt. dan kerja keras dari bangsa kita. Jadikanlah sejarah ini sebagai pelajaran sehingga menjadi bangsa yang berkemajuan sebagai mana yang di cita-citakan gerakan Muhammadiyah yang sangat mencintai negara ini. Jadilah penerus cita-cita Ahmad Dahlan yang membawa visi Islam yang berkemajuan yang ingin mencerdaskan bangsa dan negara, serta berbakti sepenuh hati dan penuh penyerahan dini. Ahmad Dahlan yang namanya di ambil dan dikutip oleh UAD, merupakan sosok mujahid pembaru bangsa dan umat, sekaligus pembawa panji Islam berkemajuan. Selain itu, ia disebut sebagai sang pencerah karena hadir mencerahkan bangsa dan dunia,” ucap Haedar.

“Jadilah para mujahid dan para pencerah yang akan menoreh pencerahan di masa yang akan datang,” lanjut Ketua Umum PP Muhammadiyah kelahiran 14 Juli 1963 ini.

            Terakhir, ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap negara ini. “Saya sangat prihatin dengan kondisi negara kita saat ini karena jauh tertinggal dari negara lain, khususnya negara tetangga. Saya harap, maba bisa menjadi pembawa perubahan yang berlandaskan al-Qur’an dan Hadits sehingga perubahan manis itu dapat kita rasakan.” (Nun)

 

P2K UAD Usung Tema Membentuk Entrepreneur Muda

Kita belajar dengan cara yang dewasa, dengan membentuk jiwa wirausaha sejak awal.” 

Ada hal menarik dan berbeda dalam Program Pengenalan Kampus (P2K) tahun 2015 ini. Salah satunya dengan penghapusan atribut topi dan menggantikannya dengan kopiah. Hal ini dimaksudkan supaya lebih berkarakter dan memiliki ciri khas sebagai kampus yang berbasis Islam.

Faisal Ramdani selaku mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)  sekaligus Ketua Panitia Pusat P2K menjelaskan bahwa yang terpenting dalam P2K ini adalah “servis”, yakni memberikan layanan yang optimal dan menyenangkan para peserta untuk memperkenalkan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ibarat berkunjung ke rumah, peserta P2K adalah tamu yang harus dilayani dan dihormati, tidak untuk diplonco. 

            Salah satu dosen di Fakultas Psikologi UAD, Triantoro Safaria, S.Psi., M.Si., Ph.D.Psi. yang menjadi ketua panitia pusat P2K menyadari betul bahwa praktik perploncoan tidak memberikan dampak yang positif.

            Panitia pusat yang terdiri atas dosen dan karyawan UAD dibantu oleh panitia mahasiswa melakukan berbagai inovasi untuk menghapuskan praktik perploncoan itu.

            “Kita belajar dengan cara yang ‘dewasa’. Dengan membentuk jiwa wirausaha sejak awal, calon mahasiswa diharapkan benar-benar mampu bersaing di dunia kerja dan juga mampu menciptakan peluang kerja,” tutur Triantoro yang menjadi salah satu Staf di Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) UAD.

            Hal tersebut sesuai dengan tema umum yang diangkat pada P2K tahun ini, yaitu “Bersama UAD Kita Bangun Jiwa Kewirausahaan untuk Menghadapi Tantangan Global”. Para peserta P2K diharapkan mampu menjadi lulusan yang mandiri, memiliki kekompakan, dan kebersamaan. Ketiga poin ini yang paling diutamakan dalam kegiatan P2K. sebab, ketiganya merupakan kunci menuju kesuksesan dalam berwirausaha.

            Di akhir acara, kata Faisal, akan ada bintang tamu yang sangat spesial tahun ini, artis yang benar-benar merintis karier dari nol dan merupakan orang yang awalnya tidak diperhitungkan. (Ard, Idj)

 

Masyarakat Ekonomi Asean Menginspirasi P2K

 “Berangkat dari tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tema Program Pengenalan Kampus (P2K) tahun ini memang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada mahasiswa baru,” tutur Dr. Abdul Fadlil, M.T. selaku Wakil Rektor III Bidang Pengembangan Mahasiswa dan Alumni.

Ditemui di ruang sidang rektorat, Jum’at (28/8/2015), Fadlil menjelaskan bahwa P2K adalah ajang penyambutan mahasiswa baru. Seperti halnya keluarga baru yang harus disambut dengan baik, seluruh panitia dari pihak dosen, karyawan, civitas akademika, maupun mahasiswa, melakukan persiapan sejak tiga bulan yang lalu demi kesempurnaan acara.

“Saya rasa alasan utama para mahasiswa baru mendaftar di UAD bukan hanya karena fasilitas dan gedung yang ada di mana-mana, tetapi UAD memang sudah dikenal oleh masyarakat karena prestasinya. Di balik itu, UAD pun menawarkan kualitas pendidikan yang selalu meningkat setiap tahun, diiringi dengan fasilitas yang terus ditingkatkan dan yang paling utama UAD selalu mendukung kegiatan mahasiswa yang bersifat positif dan berprestasi.”

Saat ini, UAD menerapkan pameran wirausaha bagi mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan. Hal tersebut diharapkan dapat menggugah jiwa berbisnis para mahasiswa. Selain itu, UAD juga menggiring mahasiswa untuk ikut PKM dan lomba-lomba yang sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa.

Pria kelahiran Pati, 10 Juli 1967 ini berharap dengan mengikuti P2K, mahasiswa baru dapat lebih mengenal dan mencintai UAD. Dengan begitu, semangat belajar akan lebih terpompa dan mahasiswa baru dapat menjadi pribadi mandiri yang sukses menanggapi tantangan global di kemudian hari. (Dev)