320 KKN Muhammadiyah Ditarik

Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah (KKN Mu) untuk Negeri ke-3 resmi ditarik oleh Bupati Gorontalo, Prof Dr. H.Nelson Kamis (8/9/2016). KKN Mu tersebut diikuti oleh 320 mahasiswa dari 18 PTM se-Indonesia. Hadir sejumlah rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan wakil rektor, serta kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM).

Dalam sambutannya, Rektor sekaligus Bupati Gorontalo menyampaikan terima kasih kepada 18 PTM yang telah mengirimkan mahasiswanya dalam kegiatan KKN Mu tersebut.

"Saya sangat bangga UM Gorontalo terpilih menjadi lokasi KKN Tingkat Nasional yang diikuti oleh 18 PTM se-Indonesia.” tuturnya.

Kebanggan juga disampaikan oleh Kepala LPPM, Dr. Hasyim dan Ketua Panitia Lokal, Umar, M.Sc. Mereka merasa senang dengan hadirnya mahasiswa PTM dari Luar Universitas Muhammadiyah Gorontalo. “Kegiatan mahasiswa KKN di lokasi menjadi lebih bervariasi dengan keterampilan mahasiswa tersebut.” Terangnya saat memberikan sambutan di ruang aula kampus Universitas Muhammadiyah Gorontalo.  

320 mahasiswa peserta KKN itu ditempatkan di 5 Kecamatan yaitu, Boliyohuto, Bongomeme, Pulubala, Limboto Barat, dan Telaga Biru.

KKN Mu yang dilaksanakan setahun sekali tersebut, tahun ini berlangsung pada Bulan Agustus-September. Sebelumnya, KKN Mu, untuk pertama kalinya diselenggarakan di Metro Lampung bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Metro Lampung, KKN Mu kedua dilaksanakan di Bojonegoro bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Surabaya dan KKN Mu ketiga diselenggarakan di Gorontalo bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.

Ketua pelaksana KKN Mu, Dr. Rina Ratih, M.Hum. dalam laporannya menyampaikan, KKN Mu ke-3 di Gorontalo ini berjalan sukses dan lancar. Hal tersebut tidak luput dari dukungan penuh oleh rektor sekaligus Bupati Gorontalo dan Panitia Lokal dari UM Gorontalo yang kompak." Terang Rina Ratih, Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tersebut.

“Rencananya KKN Mu ke-4 akan diselenggarakan di Palembang.” Rina Ratih dalam sambutannya.

Penarikan ditandai dengan pemberian piagam penghargaan dari 18 PTM KKN Mu kepada Bupati Gorontalo dan piagam penghargaan sebagai ucapan terima kasih dari panitia pusat.

Acara penarikan KKN Mu ini diliput oleh media lokal di Gorontalo dan siaran langsung radio setempat. Setelah selesai acara penarikan, seluruh peserta kembali ke PTM didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) masing masing.

FTDI Terapkan Hukuman yang Mendidik

“Kami ini fakultas keagamaan, maka kita harus menjunjung tinggi kegiatan-kegiatan yang berbau keagamaan. Dengan itu, kita tidak hanya berhura-hura dalam pelaksanaan P2K, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah.” -Nuru Zaman-

Sudah sejak lama, kegiatan keagamaan dilaksanakan pada serangkaian Program Pengenalan Kampus (P2K) Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah (FTDI) UAD. Seperti tadarus bersama dalam memulai dan mengakhiri rangkaian P2K setiap harinya.

Selain itu, pada P2K 2016  ada hal yang paling membedakan dari FTDI dan fakultas lainnya yakni, diadakannya pemberian hukuman pada Mahasiswa Baru (Maba) yang melakukan pelanggaran. Hukuman tersebut di antaranya menghafal hadits, menulis potongan ayat dalam al-Qur'an beserta artinya, juga berpidato Bahasa Arab.

Saat ditemui Humas UAD, Jum'at (2/9/2016), Dwi Nur Fitriani, selaku koordinator kedisiplinan P2K FTDI menuturkan, pemberian hukuman tersebut tidak serta merta tanpa alasan. Hal ini, tentu berkaitan dengan FTDI sebagai nyawa UAD, yang merupakan universitas berbasis keagamaan dan diharuskan menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan.

“Akan sangat lucu dan memalukan jika mahasiswa UAD, terutama FTDI tidak bisa membaca al-Qur'an dan hadits, apalagi menulis Arab.” Tambah Fitri.

Sementara itu, menurut Fitri, dengan diberikannya hukuman tersebut, mahasiswa baru akan terdidik untuk membaca al-Qur'an dan hadits, juga menulis Arab, serta dapat merasakan efek jera. Sehingga, hal ini dapat meningkatkan kualitas religiositas dan moral maba FTDI, dan UAD tentunya.

Ketua Umum (Ketum) P2K FTDI tahun 2016 berujar Nuru Zaman,  mengatakan  pembiasaan bagi mahasiswa FTDI diwujudkan dengan hal-hal yang sederhana sampai yang tersulit. Salah satunya dengan hafalan dan hukuman yang membangun mahasiswa baru. (AKN)

Pahlawan Perut P2K

Di setiap kegiatan apa pun, konsumsi menjadi satu hal yang paling penting mengingat makan adalah kebutuhan dasar manusia. Dalam pelaksanaan Program Pengenalan Kampus (P2K) UAD 2016 ini, Panitia Tim Konsumsi yang dikomandani oleh Saryanto, selalu bekerja keras setiap harinya. Mulai dari memetakan jumlah mahasiswa per fakultas, vendor katering yang akan digunakan, pengecekan makanan setiap harinya hingga pendistribusian ke mahasiswa.

                Vendor katering yang digunakan untuk P2K 2016 sebanyak 35 vendor dan setiap harinya dibagi sekitar 15 vendor. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi supaya tidak menumpuk di satu vendor. “Semua vendor yang menjadi mitra sudah bergaransi,” terang Saryanto.

                Setiap harinya Tim Konsumsi P2K harus memesan 6.500 bungkus konsumsi. Untuk peserta P2K sekitar 4500 sampai 4700 bungkus dan panitia mahasiswa sebanyak 1626 bungkus. Ini belum termasuk untuk tamu undangan seperti pemateri dan dosen, acara materi UKM, dan lain-lain. Anggaran per orang maksimal Rp 12.000, sehingga total anggaran per hari sekitar Rp 90 juta.

                Ada saja kendalanya yang dihadapi Tim Konsumsi P2K setiap tahunnya. Yang paling mendasar adalah terbatasnya tenaga tim konsumsi yakni, 10 orang dan harus dibagi lagi menjadi 3 zona. Selain itu, yang tidak dapat dipungkiri adalah adanya makanan yang basi. Untuk kasus mahasiswa yang alergi di tahun ini juga hampir sama dengan tahun sebelumnya. Seperti alergi terhadap nasi, alergi terhadap ayam dan telur, hanya mau makan bubur, serta ada juga yang harus makan nasi panas jadi dipesankan mendadak.

“Kita tidak bisa selalu memantau pihak katering dalam mempersiapkan konsumsi. Makanya setiap konsumsi datang kita antisipasi dengan dicicipi sampelnya terlebih dahulu sebelum dibagikan ke peserta,” ujarnya setelah tahun ke tujuh menjadi koordinator Tim Konsumsi P2K ini. (NT)

UAD KembangkanTalenta Mahasiswa

Pengembangan potensi bagi mahasiswa sangat diperlukan agar mahasiswa dapat berekspresi sesuai dengan potensinya. Banyak sekali cara untuk memfasilitasi talenta mahasiswa di suatu universitas. Di UAD sendiri, mahasiswa yang memiliki talenta mendapat ruang yang luas untuk dikembangkannya. Seperti pada acara di penutupan P2K hari ini, Sabtu (3/9).

Koordinator acara panitia pusat P2K 2016 Muhammad Taris saat ditemui Humas pada (2/9) di kampus 1 menuturkan, banyak sekali mahasiswa baru yang memiliki potensi-potensi untuk dikembangkan. Mulai dari menari, standup comedy, dan berbagai potensi lainnya. Oleh karena itu, penutupan P2K ini akan dirancang dengan penampilan dari mahasiswa baru sendiri.

“Besok (hari ini_red) merupakan puncak acara P2K. Tidak seperti tahun sebelumnya, pada penutupan P2K kali ini, kami banyak memberikan kesempatan bagi talenta-talenta UAD. Hal tersebut, sesuai dengan kebijakan dari pihak kampus. Mahasiswa baru dari seluruh Prodi akan menunjukkan talenta mereka di Amongrogo. Hari ini, juga akan ada penampilan dari pak rektor dan surprise untuk maba sebagai puncak dari kegiatan P2K.” Ujarnya.

Lebih lanjut, Taris mengatakan dengan diakomodirnya talenta lokal daripada artis luar, diharapkan akan muncul dan berkembang anak UAD dalam berbagai bidang seni dan pertunjukan.

“Semoga hal ini menjadi kabar gembira sekaligus kesempatan yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para mahasiswa UAD.” Ujarnya. (Est)

P2K Berlangsung Meriah dan Mengesankan

Gelaran P2K telah memasuki waktu puncaknya pada hari ini Sabtu (3/9/2016). Ada berbagai tanggapan oleh mahasiswa baru (maba) atas berlangsungnya P2K UAD 2016 ini. Berdasarkan data yang dihimpun Humas UAD dari berbagai fakultas dan program studi, sebagian besar menyatakan P2K meriah dan mengesankan, namun tidak sedikit pula yang kecewa.

Alasannya beragam, maba yang menyatakan positif atas helatan P2K berpendapat senada yakni  para pendamping dan rekan panitia baik tataran pusat sampai fakultas selalu bersemangat dan perhatian pada maba. Hal demikian yang membuat para maba kembali bergairah mengikuti rangkaian P2K, jika mulai melorot antusiasnya dari sesi satu ke sesi berikutnya dan dari hari pertama ke hari selanjutnya.

Di sisi lain, pendapat mahasiswa baru yang menyatakan kecewa dengan jalannya P2K diakibatkan kegiatannya selalu molor jauh, tidak sesuai jadwal yang telah ditentukan. Mahasiswa baru dituntut untuk tidak  terlambat, namun dari panitia banyak melanggar waktu. Selain itu, pada saat pemberian materi terlalu  menjenuhkan, lantaran kurang inovatif dan efisien.

Terkait hal tersebut, Panitia Pusat P2K Rizki Hadi Prasetyo mengaku telah siap menerima segala tanggapan oleh mahasiswa baru, hal tersebut masukan berharga bagi jajaran panitia. Namun ia menyatakan, telah jauh hari sampai waktu berlangsungnya P2K, selalu mengingatkan pada panitia Masa Ta'aruf (Masta) dan Koordinator panitia pusat serta setiap fakultas untuk memberikan yang terbaik bagi mahasiswa.

“Namun, jika masih ada kekurangan ini merupakan masukan dan menjadi evaluasi bagi kami,” katanya Jum'at (2/9/2016).

Lebih lanjut, ia menyarankan pada jajaran panitia ataupun mahasiswa baru yang ke depannya akan menjadi panitia P2K untuk memberikan fokus lebih pada quota peserta, penguatan koordinasi dan pematangan konsep, pasalnya aspek tersebut yang mempengaruhi kemungkinan besar kebosanan dan molornya waktu.

“Semoga ke depannya P2K lebih baik, “ harapnya (H)    

Mahasiswa Punya Bakat Menyanyi ini Memilih UAD

                Mahasiswa baru Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD, Dhea Hilda Ayuningtyas memang berbeda dari yang lain. Maba asal Yogyakarta ini berbeda karena memiliki bakat menyanyi. Tidak hanya berbakat namun juga berprestasi melalui bakat tersebut.

                Bakat menyanyi tersebut sudah dimilikinya sejak duduk di bangku sekolah dasar. Sejak SD Dhea sudah malang melintang mengikuti berbagai lomba menyanyi di berbagai tingkat. Mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten hingga tingkat provinsi. Tidak berhenti sampai di situ, di bangku SMP ia juga aktif menyanyi di berbagai event di luar sekolah. Semasa SMA ia juga pernah tergabung dalam paduan suara bernama Filamifa Choir.

                Maba kelahiran Sleman 29 Agustus 1997 ini telah menorehkan berbagai prestasi dari bakat menyanyi. Di antaranya, Juara 2 Paduan Suara Tingkat Provinsi DIY, Juara 1 Nasyid se-DIY, Solo Performing dalam orkestra yang diadakan di Kota Blitar dan prestasi lainnya. Selain itu, ia juga pernah membawakan lagu keroncong di stasiun TVRI.

Memang benar kata pepatah, “Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya”. Begitulah  ungkapan yang tepat untuk menggambarkan keadaan di keluarga gadis pasangan Sumarjo dan Rida Wiwiyati ini. Kedua orangtua Dhea ternyata juga  memiliki bakat menyanyi meskipun hanya sedikit. Meneruskan studi di UAD merupakan cita-cita Dhea untuk mengembangkan bakat menyanyi. Ia juga telah mendaftar UKM Paduan Suara Mahasiswa dan UKM Seni Musik.

                “Sebenarnya sempat berencana untuk melanjutkan kuliah di ISI tetapi takut dengan pergaulan di sana. Saya lebih memilih kuliah di UAD karena perguruan tinggi berbasis agama,” katanya Kamis, (1/9). (Nt)

Generasi Baru UAD Sarat Prestasi

Ada beragam latar belakang pada setiap mahasiswa baru (maba) telah diterima UAD. Sejurus pula keberagaman cita-cita maba dalam belajar di kampus oranye ini. Seperti salah salah satu maba program studi Tenik Kimia  Mar'atul Husna. Pada Humas UAD ia mengatakan, masuk UAD melalui jalur bidikmisi. Ia mengaku bersyukur dapat lolos jalur bidik misi dan masuk program studi yang diinginkannya. Namun, bukan hal yang mudah dalam mendapatkan program pemerintah pusat tersebut. Ia mengaku telah mempersiapkannya sejak awal masuk hingga dinyatakan lulus SMA.

“Saya sadar, orangtua kurang mampu, namun cita-cita harus diwujudkan demi masa depan. Dari kelas 1 SMA, saya persiapkan dengan serius. Alhamdulillah saat ini bisa tembus,” kata Husna saat ditemui di sela-sela P2K Kamis (1/9/2016).

Dikatakan, persiapan selama tiga tahun di SMA tidak hanya fokus dinilai akademik. Akan tetapi, ia juga banyak menyumbangkan banyak kejuaraan untuk sekolahnya. Mulai dari juara lomba cerdas cermat hingga menjadi yang terbaik untuk perlombaan tari di tingkat provinsi.

“Selain fokus belajar, saya juga aktif mencari informasi baik ke kakak tingkat maupun di internet,” ujarnya.

Ia mengatakan tidak sedikit pun merasa berkecil hati belajar di UAD yang notabenenya universitas swasta. Sebaliknya, ia merasa bangga atas kesempatan yang telah diberikan pihak kampus. Kebanggan tersebut tutur dia, akan diwujudkan dengan belajar sungguh-sungguh dan memberikan yang terbaik pada UAD.

“Mau belajar universitas swasta atau pun negeri bukan masalah, karena yang paling menentukan adalah kemampuan diri sendiri. Di mana pun tempatnya kita dapat sukses, asal bersungguh-sungguh,” pungkasnya. (H)

 

UAD Perkuat Kelembagaan Kantor Urusan Internasional

 

Semakin banyaknya kerja sama internasional dan KKN luar negeri, membuat Kantor Urusan Internasional Universitas Ahmad Dahlan (KUI-UAD) Yogyakarta mendapat HIBAH dari Kemenristek Dikti untuk mengembangkan kerja sama internasional.

Ida Puspita, M.A.Res. Kepala KUI mengaku, KUI UAD hampir setiap tahun mendapatkan HIBAH dari Kemenristek Dikti untuk mengembangkan kerja sama internasional. “Sejak 2013 KUI UAD sudah melakukan aktivitas KKN Internasional, hal tersebutlah yang membuat UAD mendapat Hibah.” Terangnya saat ditemui di Ruang Auditorium Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,  Sabtu, (10/09/2016).

Ida Puspita, mengatakan, dua kegiatan hibah Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI) yang diselenggarakan oleh KUI UAD mengangkat tema yang sama, yaitu tentang penyelenggaraan KKN internasional baik yang inbound (dari mitra ke UAD) maupun yang outbound (dari UAD ke mitra di luar negeri).

Inbound, UAD bekerjasama dengan University Malaysia Pahang dengan mengirimkan mahasiswa untuk KKN bersama di UAD. Untuk outbound, UAD telah mengirimkan sejumlah mahasiswa untuk KKN  di Kamboja, Filipina, Thailand dan Mesir. Dengan adanya workshop bertema KKN Internasional, UAD dapat berbagi pengalaman dengan para peserta hibah.” Kata Ida.

KUI UAD merupakan satu dari 30 KUI Perguruan Tinggi (PT) seluruh Indonesia yang berhasil lolos seleksi hibah PKKUI 2016 ini. Hibah tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena Kemenristek Dikti mengembangkan model konsorsium. PT pengusul harus bermitra dengan PT yang diusulkan oleh Menristek Dikti. Pada kesempatan ini, UAD bermitra dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk koordinasi dalam penyelenggaraan dua kegiatan, yakni workshop capacity building KUI dan KKN Internasional.

Workshop hibah PKKUI UAD ini bertema International Community Engagement Program: “Giving ‘ASEAN Exposure’ for Student in the ASEAN Economic Community Era”.  Ada empat narasumber yang pada acara tersebut, yaitu I Made Andi Arsana, Ph.D. (Kepala KUI UGM), Dr. Anwarudin Hisyam (Koordinator Pengiriman KKN UM Pahang ke UAD), Mr. Preecha Roengsamut (Koordinator Program KKN Internasional UAD  ke Thailand dan sekaligus wakil kepala sekolah Sangkhom Islam Wittaya School Thailand) dan Drs. H. Jabrohim, M.M. (Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat UAD). Ida Puspita, M.A.Res. (Kepala KUI UAD) bertindak sebagai moderator.

Ada sekitar seratus peserta yang mengikuti acara ini. Terdiri dari kepala dan/atau staf kantor urusan internasional dari universitas yang ada di hampir seluruh wilayah Indonesia.

A Successful Bazar in Godean Held by Community Service Program UAD’s KKN PPM

The students of University of Ahmad Dahlan (UAD) successfully held Bazar in Godean in the format of KKN PPM from August 22-28 2016. The products displayed were the results of their training to the people from Kremen, Geniten, and Jetis 7 of Sidoagung village, Godean District, Sleman Regency, Yogyakarta Special province. The training was supervised by Nina Salamah and Sunarti the lecturers at the university with the theme, ‘Initiation of Pre Marriage Program for Teenagers at Sidoagung Village, Godean.

The teenagers at the village were introduced to screen printing, making snack made of sticky rice, making handicraft such as making wallets, hair ribbon, and bracelets. All the products were displayed and sold in the bazar.

According to Nina Salamah, the program was carried out due to the fact that many youngsters tend to get married young with no preparation mentally and financially. This leads to domestic violence and divorce. This happened to Yuni, a trainee one of the teenagers in Sidoagung.

Yuni said, ‘We are grateful for the training held by the students through KKN PPM UAD. She hopes besides spending her leisure time she could prepare it for business in future.’

Dr. Abdul Fadlil, M.T., Vice Rector III UAD supervised the program. He was pleased to see the students help the people.

He said, ‘In future, there should be more lecturers and students doing the training related to society empowerment. Besides advantageous, it can be a means of Muhammadiyah’s proselytizing as a good deed. (Dok)

Prestasi Awal dari Keberhasilan Pendidikan

Prestasi Mahasiswa UAD

Keberhasilan pendidikan diraih melalui prestasi gemilang yang diraih dari berbagia event ditingkat lokal, nasional maupun internasional. Di antaranya dalam sepuluh tahun terakhir mahasiswa UAD tercatat sebagai finalis Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) nasional dan delapan kali meraih Juara pertama MAWAPRES yang diselenggarakan oleh Kopertis atau Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Yogyakarta serta segudang prestasi lain seperti Tim Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil menjadi Juara umum dua kali berturut-turut di Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) Muhammadiyah yaitu pada 2012 di Makassar dan 2015 di Cirebon.

Selain prestasi nasional mahasiswa UAD juga berprestasi internasional, seperti Tim Robot UAD yang meraih Juara 3 di Korea dalam lomba Federation Of International Robot-Soccer Association (FIRA) di Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAITS), Korea. Selain Robot Mahasiswa UAD, mahasiswa UAD juga menorehkan prestasi di bidang Debat Bahasa Arab. Adalah Ahmad Luqman Hakim yang meraih  1st Runner Up Debat Bahasa Arab antar-Universitas se-Malaysia dalam acara Ma’al Hijrah Arabic Debate Championship 1436 H/2014 M

Saat ini mahasiswa aktif di UAD kurang lebih 21.000. Alumni UAD sampai saat ini berjumlah 37.892 orang. Tidak sedikit alumni UAD yang mempunyai prestasi setelah lulus. Sebut saja Sugeng Handoko, salah satu alumni Teknik Industri 2011 yang saat ini mengembangkan desa wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul. Selain itu, beberapa alumni UAD yang menjadi kepala sekolah serta di bidang lainnya.

UAD sendiri menjalin komunikasi dengan alumni melalui lembaga Keluarga Alumni Universitas Ahmad Dahlan (KAMADA). Lembaga tersebut khusus menampung aspirasi alumni untuk menjalin silaturahmi. Info KAMADA bisa dilihat http://kamada.uad.ac.id/. Informasi tentang alumni juga bisa dipantau melalui web http://bimawa.uad.ac.id/. Selain KAMADA masing-masing prodi juga berupaya menjalin komunikasi dengan alumninya. Melalui web prodi masing-masing atau grup Facebook dan media sosial lainnya, informasi dibagikan kepada alumni baik tentang perkembangan kampus maupun informasi lowongan kerja.

 

Data Prestasi

  1. Presatasi yang  tercatat 2013 di Bimawa ada 158 prestasi mahasiswa.
  2. Presatasi yang  tercatat 2014 di Bimawa ada 189 prestasi mahasiswa.
  3. Presatasi yang  tercatat 2015 di Bimawa ada 279 prestasi mahasiswa.
  4. Tahun 2016 tercapat sampai bulan Agustus sudah melihirkan mahasiswa berprestasi baik tingkat lokal, nasional dan tingkat internasional sebanyak 85. Tercatat Ada 18 prestasi di bidang Minat Bakat, 1 di bidang Penalaran, dan 66 prestasi yang lahir dari Organisasi Mahasiswa (ORMAWA).

Bulan 14 Agustus 2016 dua mahasiswa UAD raih Juara 1 Kumite-67 Kg Senior Putra KONI Kabupaten Sleman & FORKI Kabupaten Sleman di GOR Klebengan, Depok, Sleman.

Prestasi Dosen

Selain prestasi mahasiswa dan alumni, Dosen UAD juga tidak kering prestasi. Sebut saja Dekan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (FF UAD), Dr. Dyah Aryani Perwitasari, M.Si., Ph.D., Apt. menerima penghargaan The Most Favorite Pharmacy Lecturers versi ISMAFARSI di Universitas Tadulako, Palu. Selain Dyah ada pula prestasi di bidang jurnal internasional, yaitu Tole Sutikno. Dia menjadi editorin-cheif TELKOMNIKA. Jurnal TELKOMNIKA tersebut pernah meraih prestasi menjadi jurnal ranking 1 di Indonesia dari variabel SNIP. Selain itu juga menduduki ranking 3 di Indonesia dari variabel SJR (berdasar penilaian dari SCOPUS).

Prestasi UAD

Selain prestasi yang dikuir oleh mahasiswa serta dosen UAD, secara umum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Terbaik se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Versi Webometrics Juli 2016.  Informasi tersebut diumumkan melalui laman http://webometrics.info/en/Asia/Indonesia, Webometrics Ranking of World Universities. UAD sekaligus juga menempati peringkat kedua Perguruan Tinggi se-DIY di bawah Universitas Gajah Mada (UGM).

UAD dinilai memenuhi penilaian Webometric Ranking of World Universities yang terdiri atas empat kriteria, yaitu "Presence", “Impact”, “Openness” dan “Excellence”.  Kriteria “Presence” terkait  jumlah laman dengan domain universitas yang terekam pada search engine (Google). Kriteria "Impact" yang merupakan jumlah eksternal link unik (jumlah backlink) yang diterima oleh domain web perguruan tinggi (inlinks) yang terekam search engine (Google). Sementara "Openness" berdasarkan jumlah file dokumen (Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps, .eps), Microsoft Word (.doc, .docx) dan Microsoft Powerpoint (.ppt, .pptx) yang dapat diakses serta terhubung dengan domain website universitas yang terekam oleh search engine (Google Scholar).
Terakhir, UAD memenuhi indikator "Excellence" yang didasari jumlah artikel publikasi ilmiah karya sivitas akademika yang terindeks di Google Scholar.