Bekali Santri untuk Menyambut Bulan Suci

Seusai melaksanakan shalat Isya berjamaah di masjid Islamic center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), seluruh santri Pesantren Kiai Haji Ahmad Dahlan (Persada) menerima pembekalan Bermain, Cerita dan Menyanyi (BCM). Persada sebagai asrama UAD memiliki agenda rutin santri, yaitu mengabdi di lingkungan-lingkungan sekitar untuk mengajar TPA di bulan Ramadhan.

 

Muhtadin, S. Th. I. sebagai pembicara membawakan tema “Menggugah Jiwa Membentuk Akhlakul Karimah”. Sebagai orang yang ahli dalam mendongeng, orang yang sering dipanggil Kak Adin ini mengatakan, “Untuk menjadi pengajar yang baik bagi anak-anak, seseorang perlu memiliki sikap ramah, ceria, penyayang, dan kreatif."

 

Ketika mendongeng, 10 detik pertama harus memukau untuk mengambil perhatian anak-anak. Manfaat dari cerita ialah untuk mengasah imajinasi anak, bijak, dan kontak batin. Sebuah cerita atau dongeng yang baik akan membuat anak-anak berperilaku baik mencontoh tokoh utama dalam dongeng tersebut. Oleh karena itu, bisa dikatakan nasib suatu bangsa beberapa tahun ke depan ditentukan pada cerita yang berkembang masa kini. Begitulah ungkap finalis Dai Muda MNCTV 2014 tersebut.

 

Pada menit terakhir pelatihan, pendongeng terbaik Museum Dinas Kebudayaan DIY 2016 ini juga menambahkan, cerita yang baik yaitu materi dan penyampaiannya harus baik. Pemilihan tema cerita juga harus disesuaikan dengan umur. (As)

 

Audiensi Teknik Industri

Audiensi merupakan wadah dari mahasiswa Teknik Industri untuk menyampaikan keluhan, aspirasi, dan saran untuk dosen dengan tujuan agar mahasiswa menjadi lebih nyaman dan bisa menciptakan Teknik Industri untuk lebih baik lagi. Audiensi telah diselenggarakan pada Senin, 08 Mei 2017 bertempat di auditorium A kampus 3 dan dimulai dari pukul 13.00 – 15.00 WIB, dengan moderator Syukran Anas dan notulen Adella Desiana.

Alhamdulillah, dari 14 dosen ada 11 dosen yang turut menghadiri di antaranya adalah Annie Purwani, STP., M.T., Okka Adiyanto, STP., M.Sc., Isana Arum P., S.T., M.T., Endah Utami, S.T., M.T., Reni Dwi Astuti, STP., M.T., Wandhansari Sekar Jatiningrum, S.T., M.Sc., Dr., Siti Mahsanah Budijati, STP., M.T., Utaminingsih L., S.T., M.T., Amalia Yuli Astuti, S.T., M.T., Fatma Hermining Astuti, S.T., M.Sc., Muhammad Faishal, S.T., M.Eng., dan dihadiri oleh mahasiswa angkatan 2012, 2014, 2015 dan 2016 dengan total audiens 87 mahasiswa.

Audiensi kali ini mengangkat tema “Salurkan Aspirasi, Temukan Solusi untuk Teknik Industri yang Lebih Baik”. Tema ini diangkat berdasarkan kotak aspirasi mahasiswa Teknik Industri yang disediakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) dan diletakkan di depan ruang 312 lantai 3.

“Dalam perkuliahan, kerap kali terjadi permasalahan sehingga dengan diadakannya audiensi, dapat mencari solusi dari permasalahan yang terjadi,” ungkap Jefri Fitrianto, selaku wakil ketua HMTI.

Permasalahan yang terjadi beberapa di antaranya adalah praktikum, nilai ujian ulang dan fasilitas. Selain membahas permasalahan yang terjadi, juga dibahas mengenai tempat berkumpul Teknik Industri dan proses akreditasi prodi Teknik Industri untuk tahun 2018.

Permasalahan dalam praktikum berkaitan dengan fasilitas ruang yang sempit sehingga ketika dilaksanakannya praktikum menjadi kurang nyaman, kerusakan alat praktikum akibat praktikan (orang yang melaksanakan praktikum) maka diganti oleh praktikan, sistem asistensi tugas praktikum dan penggunaan di laboratorium sistem produksi. Bahasan lainnya juga tentang transparasi nilai ujian ulang yang dulu nilai maksimal B kini berubah menjadi B, audiens juga menyampaikan aspirasinya untuk tempat berkumpul khusus Teknik Industri agar dapat mengenal antar dosen, angkatan, kakak tingkat, adik tingkat dan alumni, serta pembahasan mengenai proses akreditasi prodi.

 "Proses akreditasi mencakup tujuh hal di antaranya visi dan misi, pengelolahan bisnis, prestasi mahasiswa atau alumni, kurikulum, pendanaan sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan penelitian & pengabdian masyarakat,” papar Annie Purwani  selaku Kaprodi Teknik Industri.

Berkat diadakannya acara audiensi, maka dosen dapat mengetahui persamalahan yang terjadi, dapat memberikan solusi dan transparasi kepada mahasiswa dan dapat berdiskusi untuk rencana prodi ke depannya untuk menjadi lebih baik.

Ketika di akhir pembicaraan, Annie sapaan akrabnya, juga menyampaikan, “Minta kerja sama dari mahasiswa Teknik Industri dalam proses akreditasi prodi tahun 2018 karena masih ada kelemahan di beberapa tempat untuk mencapai akreditasi. Untuk ke depannya, mahasiswa juga akan dilibatkan dalam proses akreditasi prodi tersebut.” (Sch).

Main di Kandang, UAD FC Ditahan Imbang Tunas Jogja

Bermain di kandang sendiri, Universitas Ahmad Dahlan Football Club (UAD FC) harus menunggu sampai menit-menit akhir babak kedua untuk bisa mencetak gol penyama kedudukan.

Pada pertandingan yang digelar di lapangan Potorono, Rabu (10/5/2017) menghadapi Tunas Jogja, UAD FC kesulitan untuk mencetak gol. Meski unggul jumlah pemain di babak kedua, serangan yang dibangun anak asuh Sudarmaji terus menemui jalan buntu.

UAD FC kemasukan gol lebih dulu lewat serangan balik Tunas Jogja yang dicetak oleh Rizki Cahyo di menit ke-74.

Selama jalannya pertandingan, wasit mengeluarkan 8 kartu kuning dan 1 kartu merah. Enam kartu kuning untuk UAD FC, 2 kartu kuning ditambah 1 kartu merah untuk Tunas Jogja.

Pelatih UAD FC, Sudarmaji mengungkapkan anak asuhnya belum bisa menunjukkan level permainan maksimalnya.

“Level anak-anak masih di bawah ekspektasi saya. Mereka seperti belum menemukan figthing sprit. Selain itu, di pertandingan ini mereka seperti kurang percaya diri sehingga gampang terpancing emosi.”

Untuk pertandingan yang akan datang melawan PS HW, Rabu (17/5/2017), Sudarmaji mengharapkan anak asuhnya bisa segera menemukan fighting spirit untuk bertanding dan mencetak gol.

UAD FC: Agung (PG), Fajar (Gol, 93’), Pramono (C), Yuni (Mahendra, 69’), Hanif, Maruf (Bayu, 64’), Hendro (Jindar, 51’), Jumarno, Munip, Indra, Faiz.

Pelatih: Sudarmaji.

Tunas Jogja: Bayu (PG), Unggul, Aldin (C), Danang, Garis (Galang, 58’), Martinus, Ihwan (Riski, 62’), William, Hanindito, Yusuf, Cahyo (Gol, 74’) (Hernaino, 85’).

Pelatih: Daryanto Hadi.

Buku Mentari, Ajari Tunanetra Belajar Astronomi

Kemenristekdikti mendanai proposal mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang tergabung dalam salah satu kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M). Tema kegiatan tersebut tentang pembuatan buku Mencerap Tata Surya dengan Gambar Tactile Buatan Sendiri (Mentari), sebagai media edukasi astronomi inklusi.

Keempat mahasiswa itu adalah Ricka Tanzilla, Ratnawati, Putri Maghfirotul Khasanah (Pendidikan Fisika), dan Titi Istinganah Muyassaroh (Ilmu Kesehatan Masyarakat). Mereka didampingi oleh Yudhiakto Pramudya, Ph.D. sebagai dosen pembimbing.

Mempelajari ilmu astronomi identik dengan penggunaan indra pengelihatan. Namun bagi yang mengalami kendala visual (lowvision atau tunanetra total) belajar astronomi menjadi hal yang sukar dilakukan. Berbagai upaya dilakukan oleh ilmuwan untuk membantu tunanetra belajar sains, terutama astronomi.

Belajar astronomi tidak hanya membaca deretan kalimat, tetapi juga memahami bentuk, ukuran, bahkan warna objek langit. Misalnya bentuk-bentuk planet, komet, matahari, beserta strukturnya. Sehingga, media pembelajaran yang digunakan tidak hanya berupa huruf braille, tetapi juga gambar timbul atau tactile.

Gambar tactile bisa diraba oleh tunanetra. Dengan merepresentasikan bentuk dan struktur benda langit pada gambar tactile, tunanetra mendapatkan kesempatan memperoleh informasi yang lebih komprehensif dibandingkan hanya membaca huruf braille.

Ricka dkk. mengajarkan penggunaan buku Mentari sebagai media edukasi astronomi inklusi kepada siswa yang telah dipilih dari SMA 4 Muhammadiyah Yogyakarta.

Siswa tersebut adalah Putri Cikasya Haryodatin dan Andis Purwanto. Keduanya memiliki kendala pengelihatan low-vision. Sebagai teman pendamping Putri dan Andis, ada juga siswa dengan pengelihatan awas untuk membantu keduanya belajar.

Bertempat di gedung kampus 2 UAD unit B, Jl. Pramuka, Ricka dkk. pada hari pertama, Sabtu (6/5/2017), mengajarkan tentang bumi dan matahari, serta mempraktikkan membuat kedua benda angkasa tersebut menjadi gambar tactile. Di hari kedua, Minggu (7/5/2017), mereka mempraktikkan membuat saturnus dan komet.

“Biasanya, pembuatan gambar tactile membutuhkan biaya yang sangat mahal. Jadi kami memanfaatkan barang-barang sederhana, murah, dan yang mudah didapatkan. Misal seperti pasir dan tali,” ungkap Ricka.

Bahan-bahan yang mereka gunakan terinspirasi dari Lina Canas, ilmuwan astronomi dari Portugal yang sekarang bekerja di International Astronomical Union (IAU), khususnya Office of Astronomy Outreach. Ia berhasil mengembangkan media pembelajaran astronomi dengan gambar tactile yang dibuat sendiri.

Menurut Yudhiakto, keunikan strategi pembelajaran ini adalah siswa tunanetra dapat bekerja sama dengan siswa awas untuk membuat gambar tactile. Siswa tunanetra akan mempresentasikan gambar tactile yang sudah dibuat. Sehingga, inklusivitas siswa tampak pada kegiatan ini.

Selain itu, PKM-M ini juga membekali kemampuan siswa dengan pengetahuan tentang wirausaha. Diharapkan mereka dapat memasarkan buku hasil buatannya yang dilengkapi dengan gambar tactile buatan sendiri.

PKM-M Dilaporkan ke IAU

Pendidikan sains khususnya astronomi untuk tunanetra telah mendapat perhatian dari International Astronomical Union (IAU). Pada September 2016 lalu, Yudhiakto Pramudya, Ph.D., pendamping PKM-M Mahasiswa UAD, diundang ke The 3rd Symposium for Universal Design for Astronomy Education di National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ).

Setelah acara tersebut, Yudhiakto resmi tergabung dalam salah satu working group di IAU di bidang Astronomy for Equity and Inclusion. Sehingga, kegiatan PKM-M dari mahasiswa bimbingannya tersebut harus dilaporkan ke working group untuk dicatat sebagai agenda kegiatan anggota. (ard)

FKM UAD Selenggarakan Kuliah Umum

 

Kalau saya tahu hidup saya akan lama, saya akan menjaga tubuh saya dengan lebih baik.

(Eubie Blake)

 

Bertempat di aula gedung kampus 2 unit B, Jl. Pramuka, Senin (9/5/2017), Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (FKM-UAD) menyelenggarakan kuliah umum. Pembicara acara ini adalah dosen dari Conventry University, United Kingdom (UK), Prof. Guy Daly BA (Hons), M.Soc.Sci., CertED., Ph.D.

Secara garis besar, Guy Daly menyampaikan sistem pengelolaan kesehatan yang ada di UK. Ia menjelaskan terkait totalitas pemerintah untuk meningkatkan sistem kesehatan nasional melalui program jaminan kesehatan nasional.

Kemudian, ia juga menerangkan tentang kualitas pelayanan kesehatan terhadap pasien yang harus dipertimbangkan secara matang.

“Mulai dari konsultasi, cek kesehatan, sampai tahap spesialisasi. Pertimbangan yang matang ini akan berdampak pada kepercayaan dan kesehatan pasien,” paparnya.

Guy Dilay menyoroti perilaku hidup di Indonesia. Menurutnya, masyarakat Indonesia harus mulai menyadari pentingnya hidup sehat dengan cara berolahraga, mengurangi konsumsi rokok, alkohol, dan makanan cepat saji. (ard)

 

Staf Kemendikbud Resmikan Kampung Sains

Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Kemendikbud, Prof. Emi Emilia, Ph.D., meresmikan Kampung Sains yang berlokasi di Kampung Karangkajen, Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta.

Kehadiran Kampung Sains ini merupakan buah kerja sama antara Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Ahmad Dahlan (FMIPA-UAD) dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.

Selain meresmikan Kampung Sains, Emilia juga meresmikan Kampung Literasi. Peresmian ini dilaksanakan di Kantor Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Sabtu (6/5/2017), dihadiri oleh Wali Kota, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Balai Bahasa, beberapa pejabat Kota Yogyakarta, Dekan Fakultas MIPA, dan Rektor UAD.

Peresmian ini merupakan salah satu dari serangkaian acara Ekspresi Gerakan Indonesia Membaca yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta sejak Kamis (4/5/2017).

Dalam sambutannya, Emilia menegaskan bahwa peningkatan kompetensi literasi penting dan harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat.

“Peningkatan kompetensi literasi merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Dengan mutu pendidikan yang tinggi, maka daya saing bangsa akan meningkat.”

Setelah acara peresmian, Emilia beserta rombongan langsung meninjau Kampung Sains di Karangkajen. Masyarakat begitu antusias menyambut kedatangan Staf Kemendikbud ini. Saat kunjungan, Emilia sempat mencoba meluncurkan roket buatan mahasiswa UAD dan meninjau pembelajaran sains di beberapa posko.

Dekan FMIPA, Drs. Aris Thobirin, M.Si. berharap dengan adanya Kampung Sains ini masyarakat dapat lebih dekat dengan sains.

“Harapannya, masyarakat dapat mempelajari serta meningkatkan kompetensi di bidang sains, terutama untuk anak-anak usia sekolah. Kampung Sains ini merupakan bukti nyata bahwa UAD, khususnya FMIPA, mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi terkait pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” jelas Aris. (ard)

Memperkaya Diri dengan Berbagi

”Katakanlah, ’Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.’ Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi Rezeki yang terbaik.” (QS. Saba, 34: 39)

Memberi adalah hal yang sederhana, tetapi bisa berdampak sangat besar bagi pemberi maupun penerima. Betapa Rasulullah SAW. sangat menganjurkan umatnya untuk saling membantu, “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (HR. Abu Hurairah)

Panti Asuhan Anak Balita Yayasan Gotong Royong pada Minggu, 30 April 2017 lalu menyelenggarakan sebuah acara. Sahabat Dakwah (SD), sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Agama Badan Ekskutif Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (Kemenag BEM UAD) mengadakan acara silaturahmi dengan panti asuhan yang berada di Tegal, Krapyak, Yogyakarta.

Rekan-rekan Sahabat Dakwah telah sampai di panti sekitar pukul 08.00 WIB, kemudian disambut dengan senyum ramah oleh Ibu Supri, selaku bidang pendidikan dan pendiri Panti Asuhan Gotong Royong, serta anak-anak panti.

Dunia anak merupakan dunia imajinatif yang penuh dengan keceriaan. Beberapa kegiatan seperti mendongeng, menggambar, bermain, dan makan bersama, dilakukan rekan-rekan Sahabat Dakwah untuk menjalin kedekatan dengan anak-anak.

Muhammad Fahmi Izuddin selaku ketua pelaksana kegiatan mengucapkan terima kasih kepada warga panti yang telah menerimanya dengan baik, hingga acara tersebut berjalan lancar dan bahagia. Di akhir acara, rekan-rekan Sahabat Dakwah membagikan sumbangan seperti pakaian, mainan, dan dana kepada sekitar 30 anak asuh Panti Gotong Royong.

“Adalah hal yang sangat disenangi oleh Rasulullah yaitu membahagiakan anak-anak, dan lebih-lebih anak yatim. Salam semangat dan salam bahagia untuk warga Panti Asuhan Gotong Royong,” ucap Fahmi.

Kampung Sains, Aktivasi MoU antara UAD dengan Wali Kota Yogyakarta

Gagasan Kampung Sains merupakan aktivasi MoU antara Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan Wali Kota Yogyakarta di bidang pendidikan. Pihak UAD diwakili oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) sebagai pelaksana bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Drs. Edy Heri Suasana, M.Pd., Dinas Pendidikan mempunyai tugas untuk mengembangkan pendidikan formal, non-formal, dan informal.

“Ketika mencermati hal yang bisa dikembangkan dalam kerja sama, khususnya pendidikan, FMIPA dan Dinas Pendidikan berencana mengembangkan pendidikan sains. Dalam hal ini kemudian muncul wacana Kampung Sains,” terang Heri ketika ditemui di kantornya, Jum’at (5/5/2017).

Dari keterangan Heri, tujuan hadirnya Kampung Sains ini nantinya untuk mengenalkan Yogyakarta sebagai kota sains, bukan hanya kota pendidikan.

“Bidikan awalnya dari kampung-kampung. Ketika pola Kampung Sains ini kita wacanakan, banyak kampung yang menyatakan siap,” lanjut laki-laki yang juga mengajar salah satu matakuliah di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD ini.

Banyaknya kampung yang ingin berpartisipasi, membuat Dinas Pendidikan dan FMIPA-UAD melakukan kajian lebih lanjut terkait dampak jangka panjangnya. Rencananya, Kampung Sains ini akan dikembangkan untuk menunjang kecakapan vokasi masyarakat. Lebih lanjut, bisa dikembangkan menjadi kampung wisata sains.

Selain Kampung Sains, Dinas Pendidikan juga mengadakan Kampung Literasi dan Ekspresi Gerakan Indonesia Membaca (GIM). Acara Ekspresi GIM sudah dilaksanakan sejak Kamis (4/5/2017) dan akan berakhir Minggu (7/5/2017).

Dalam rangkaian itu, akan ada peresmian Kampung Sains dan Literasi, serta pemberian penghargaan bagi tokoh-tokoh literasi Yogyakarta. (ard).

UAD FC Takluk di Kandang PERSIG Gunungkidul

Bertandang ke Stadion Handayani kandang PERSIG, Rabu (3/5/2017), Universitas Ahmad Dahlan Football Club (UAD FC) harus mengakui keunggulan tuan rumah lewat satu-satunya gol yang dicetak Kennoveryan dari titik putih di menit ke-11.

Sepanjang pertandingan, UAD FC banyak menguasai bola dan menciptakan peluang, namun tidak dapat mencetak gol sampai peluit akhir dibunyikan.

Pelatih UAD FC, Sudarmaji, sangat menyayangkan dengan kekalahan ini. Tetapi, ia memuji semangat juang anak asuhnya.

“Kami dihukum atas kesalahan sendiri di babak pertama sehingga lawan dapat penalti. Ada banyak peluang yang 99% harusnya terkonversi menjadi gol. Mungkin kami belum beruntung. Tetapi inilah permainan, harus diterima.”

Ia menambahkan, sangat salut terhadap anak asuhnya. Mereka telah berjuang keras untuk menyamakan kedudukan.

“Tim akan terus berbenah untuk meningkatkan kualitas. Kami menargetkan menang melawan Tunas Jogja.”

Pertandingan selanjutnya, UAD FC akan menjamu Tunas Jogja di Lapangan Potorono, Bantul, Rabu (10/5/2017).

UAD FC: Agung, Hanif, Suwandi, Pramono (C), Yuni, Hendro (Fendi, 83’), Munif, Faiz (Sumarno, 82), Rahmad, Indra, Jindar (Isma, 54’).

PERSIG: Afzian, Hamdani, Yoga, (Aldi, 52’), Bowo, Sulis, Afri, Agung, Sadewa (Fatahudin, 62’), Ahid, Kennoveryan (C), Setyo (Rekhan, 79’),

Para Jurnalis Harus Kompeten dan Independen

Pelatihan Jurnalistik dengan tema “Created Competent and Independent Journalist” diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan (BEM FEB UAD). Acara yang berlangsung pada Minggu (30/4/2017) di ruang auditorium Islamic Center kampus 4 UAD ini menghadirkan dua narasumber. Mereka adalah Jayadi Kasto Kastari selaku Redaktur Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Sule Subaweh yang merupakan Humas UAD.  

Jayadi menyampaikan mengenai defini jurnalistik, unsur kewartawanan, cara mengumpulkan fakta, pengolahan fakta, penyiaran/penyajian di media massa, bentuk penyiaran atau penyajian, dan cara menulis berita.

“Tidak semua peristiwa itu berita, satu hal yang perlu dicamkan. Tidak semua peristiwa layak diberitakan. Sesuatu peristiwa layak diberitakan apabila peristiwa tersebut mengandung sesuatu yang menarik,” terang Jayadi.

Lebih lanjut ia menjelaskan, “Menjadi jurnalis yang berkompeten dan independen disarankan sesuai disiplin ilmu, menguasai teori jurnalistik, dan mampu praktik dengan berbagai jenis tulisan. Jurnalis harus bisa memposisikan diri, sadar waktu, merespons berbagai situasi, serba cepat dan bisa bertanggung jawab, serta jujur.”

Pada kesempatan tersebut, 3 stand up comedy UAD juga hadir untuk menghibur peserta yang berjumlah 100 mahasiswa dari berbagai prodi.

Selain itu, Mazi Nurazmi selaku Gubernur  BEM FEB UAD menuturkan, “Pelatihan jurrnalistik sangat penting bagi mahasiswa. Semoga selepas acara ini akan lahir jurnalis yang berkompeten dan independen di era media sosial elektronik, khususnya bagi mahasiswa yang aktif membuat website.”