UAD Terus Kembangkan Mangrove Baros

“Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Republik Indonesia sangat mendukung keberadaan potensi di kawasan Baros. Potensi ini harus terus digali dan dikembangkan,” jelas Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat Ditjen Penguatan Risbang Kemenristek Dikti, Viktoriana saat melakukan monitoring dan evaluasi di kawasan Mangrove Pantai Baros, Desa Tirtohargo, Kretek, Bantul, Kamis (7/9/2017).

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta sebagai universitas pendamping, terus melakukan pengembangan di kawasan Mangrove Pantai Baros, salah satu upayanya dengan menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mangrove Baros sebagai kawasan eko-eduwisata akan terus dikembangkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di sekitarnya. Pemerintah Daerah (Pemda) dan beberapa relasi yang mengelola kawasan mangrove harus memiliki komitmen kuat untuk mendorong kawasan ini sebagai salah satu tempat wisata pendidikan.

Menurut Viktoriana, Kemenristek Dikti sangat mendukung dan akan terus memonitoring pendampingan yang dilakukan UAD.

“Proses pendampingan harus bersinergi dengan Pemerintah Daerah, dan Kemenristek Dikti sangat mendukung kegiatan itu,” ujarnya.

Dalam kunjungan itu, turut dihadiri beberapa Reviewer dari Kemenristek Dikti, Dra. Suparni Setyowati Rahayu, M.Si., Dekan FKIP UAD Dr. Trikinasih Handayani, M.Si., Kepala LPM UAD Drs. Jabrohim, M.M., Kepala Pusat KKN UAD Dr. Rina Ratih Sri Sudaryani, M.Hum., Koordinator KKN PPM di Tirtohargo sekaligus DPL KKN Dedi Wijayanti, M. Hum., pengusung program, Denik Wirawati, M.Pd., serta Kepala Dukuh Baros.

Sementara itu, Suparni menjelaskan setelah melakukan pendampingan dua tahun, hasilnya baru bisa dilihat, terutama pengembangan wisata berbasis pendidikan. Oleh karena itu, tindakan yang bisa diambil selanjutnya adalah dengan melebarkan ruang lingkup, seperti menjalankan Program Pendampingan Desa Mitra (PPDM) serta program kemitraan wilayah (PKW). (ard)

FAS ke-71: Membaca Kesunyian

Antologi puisi bertajuk Sajak-sajak Sunyi karya Budhi Setyawan dibahas dalam Forum Apresiasi Sastra (FAS) ke-71 pada Rabu (6/9/2017). Antologi yang tersusun dari 72 puisi tersebut dibedah oleh Latief S. Nugraha, penyair sekaligus alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Diselenggarakan di aula kampus 2 UAD, Jalan Pramuka, diskusi tersebut dipimpin oleh Mirja Sentani, mahasiswa PBSI semester 3, sebagai moderator. Diskusi sastra dibuka oleh Fitri Merawati, M.A., mewakili Kepala Program studi (Prodi) yang berhalangan hadir. Fitri menyambut mahasiswa baru yang hadir dalam acara tersebut dengan memperkenalkan budaya apresiasi sastra yang digerilyakan oleh FAS. Ia juga menghimbau audiensi untuk turut aktif dalam diskusi.

Dalam esai pemantik diskusinya, Latief menggarisbawahi bahwa melalui sajak-sajaknya, Budhi Setyawan mencoba “menepi” dari keriuhan eksistensi dan memilih jalan sunyi, yakni esensi. Sajak-sajak Sunyi adalah antologi puisi keempat yang diterbitkan Budhi Setyawan setelah Kepak Jiwa (2006), Penyadaran (2006) dan Sukma Silam (2007). Penyair kelahiran Purworejo, 9 Agustus 1969 tersebut bergiat di Forum Sastra Bekasi (FBS) sejak 2011. Selain dalam bentuk antologi puisi, karya-karyanya tersebar di beberapa media seperti Horizon, Indopos, dan sejumlah media online.

Selanjutnya, Latief membicarakan keunggulan Budhi Setyawan sebagai seorang penyair yang mampu mendayagunakan setiap momen puitis menjadi puisi. Ia juga mengucapkan selamat kepada Budhi Setyawan atas terbitnya buku antologi puisi tersebut.

“Puisi adalah usaha mengongkretkan hal-hal yang abstrak, bukan mengabstrakkan hal-hal yang konkret. Nah, setelah membaca puisi-puisi dalam antologi ini, Anda sekalian dapat menyimpulkan apakah Budhi Setyawan sebagai penyair berhasil mengongkretkan yang abstrak, atau justru sebaliknya,” tutup Latief. (dev)

UAD Tuan Rumah The 4th IIUCP, Temu Ilmiah API dan Kaprodi Mapro

Fakultas Psikologi dan Program Studi Magister Psikologi Profesi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan The 4th Inter-Islamic University Conference on Psychology (IIUCP), temu ilmiah Asosiasi Psikologi Islam (API) dan pertemuan Ketua Program Studi Magister Profesi Psikologi (Mapro).

Terselenggaranya acara ini berkat kolaborasi antara UAD dan Asosiasi Psikologi Islam (API)-HIMPSI, serta bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Islam Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Surakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Padang, dan Universitas Islam Bandung.

Dr. Siti Urbayatun, M.Si., Ketua Program Studi Magister Psikologi Profesi UAD menerangkan, suatu hal yang bersejarah dapat menyatukan tiga macam kegiatan secara bersama-sama, yakni The 4th –IIUCP temu ilmiah API dan pertemuan kaprodi Mapro dari  Perguruan Tinggi Islam karena ketiganya mempunyai visi yang sejalan.

Mengangkat tema "Sinergi dalam Pengembangan Keilmuan dan Intervensi Psikologi Islam'Islam", rencananya kegiatan akan berlangsung sejak 8 s/d 10 September 2017 di Hotel Jambuluwuk dan kampus 1 UAD, Jl. Kapas 9 Yogyakarta.

Hari pertama digelar dua workshop dengan pembicara Dr. Moordiningsih Moertedjo, M.Si. (UM Surakarta) dan Dr. (Cand) Setiwati Intan Savitri, M.Si. (Univ. Mercubuana Jakarta) dengan tema "Meaning Making of Life with Narrative Writing Therapy (Islamic Perspektif)". Kemudian Dr. Bagus Riyono, M.A., dengan pokok bahasan tentang "Islamic Motivation Training".

Siti Urbayatun menyampaikan, forum ini akan berguna dalam mengembangkan konsep, teori psikologi Islam, maupun hasil-hasil intervensi psikologi Islam di masyarakat. Sehingga komunitas ilmiah psikologi Islam akan terbentuk dan dapat mewarnai khasanah ilmu pengetahuan di dunia. (ard)

UAD Selenggarakan Workshop tentang Nuklir

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerja sama dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menyelenggarakan workshop tentang “Pengawasan dan Keselamatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir” di Islamic Center kampus 4 UAD, Selasa (5/9/2017).

Workshop menghadirkan tiga pembicara, Yus Rudian Akhmad selaku Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir BAPETEN, Margi Sasono,M.Si. selaku Direktur PT Adi Multi Kalibrasi (Badan Usaha UAD), serta Alexander Agung dari Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM. Prof. Hariyadi, M.Sc.,Ph.D. dari Center for Integrated Research and Innovation (CIRNOV) UAD bertindak sebagai moderator.

Pada sambutannya, Dr. Kasiyarno, M.Hum., Rektor UAD, mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia masih takut dengan bahaya nuklir, sehingga perlu adanya sosialisasi. Ia berharap kegiatan ini akan membuka wawasan  mahasiswa dan dosen terhadap teknologi nuklir.

“Dengan workshop ini, semoga menjadi pencerahan bagi kita semua. Akan ada banyak informasi tentang nuklir, terutama terkait Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Indonesa harus memanfaatkan nuklir sebagai tenaga pembangkit listrik, tidak hanya memanfaatkan tenaga air, uap, angin, dan matahari.”

Sementara itu, Ketua Majelis Pedidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Chairil Anwar menegaskan, Muhammadiyah akan selalu mendukung kegiatan yang berkenaan untuk kemaslahatan umat, tidak terkecuali dengan pengembangan teknologi nuklir.

Di sisi lain, Ketua Badan Pengawasan Tenaga Nuklir, Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto, Ph.D. menyampaikan bahwa nuklir itu aman karena ada BAPETEN. BAPETEN memiliki tugas memverifikasi dan menilai keselamatan (keamanan) sesuai dengan persyaratan pengawasan ketenaganukliran.

“Nuklir itu menyangkut banyak matakuliah di perguruan tinggi, misalnya fisika, kimia, sejarah, psikologi, hubungan internasional, dan lainnya. Jadi, univesitas harus membantu BAPETEN untuk mengembangkan teknologi nuklir,” tukasnya.

Ia menginginkan kerja sama dari universitas untuk melakukan hal-hal yang terkait kebaikan bersama. Jazi menambahkan, BAPETEN tidak dapat menangani teknologi nuklir sendiri, maka harus ada keterlibatan mahasiswa, dosen, praktisi, dan akademisi. (ard)

Pekan Seni Pelajar Muhammadiyah

Mengangkat tema “Dengan Seni Kita Berprestasi”, Kuliah Kerja Nyata (KKN) menggelar Pekan Seni Pelajar Muhammadiyah se-Karesidenan Madiun. Program kerja tersebut disesuaikan dengan hasil Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tentang pengembangan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO), serta mengembangkan, meningkatkan mutu dan keberlangsungan kegiatan pada bidang pendidikan.

Rauf Firrahim, selaku ketua panitia menjelaskan tujuan digelarnya acara ini adalah untuk memperluas program pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kemampuan melalui pemantapan program.

“Tema tersebut diangkat karena kami berharap generasi Muhammadiyah muda dapat berprestasi, tidak hanya dalam bidang akademik saja tetapi juga dalam nonakademik seperti musikalisasi puisi, gerak dan lagu, dan mendongeng,” jelasnya perihal tema kegiatan.

Berbagai persiapan dilakukan seperti pembentukan panitia, koordinasi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Karesidenan Madiun, dan lain sebagainya. Persiapan kurang lebih membutuhkan waktu satu hingga dua bulan. Puncak acara pekan seni yang diikuti seluruh sekolah Muhammadiyah se-kota Madiun dan Akademi Kebidanan Kota Madiun tersebut dilaksanakan pada 28 Agustus 2017, di Islamic Center Madiun.

Sebelum puncak acara diselenggarakan, terlebih dahulu digelar pelatihan membaca puisi, pelatihan mendongeng, pelatihan penciptaan lagu, dan sosialisasi Festival Masjid pada Selasa (08/08/2017). Acara ini diikuti oleh 60 peserta guru SD, SMP, dan SMA se-Karesidenan Madiun. Selanjutnya, digelar Pelatihan Manajemen Pendidikan dan Pelatihan Branding yang dilaksanakan pada Rabu (16/08/2017), dan diikuti oleh 70 peserta.

Pada puncak acara Pekan Seni Pelajar Muhammadiyah, peserta berjumlah 60. Mereka berasal dari 5 wilayah PDM, yaitu Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Ponorogo, Magetan, dan Ngawi.

Alhamdulillah, acara puncak Pekan Seni Pelajar Muhammadiyah ini diapresiasi masyarakat dengan sangat luar biasa. Pemenang juara 1, 2, dan 3 ranting lomba Gerak dan Lagu berasal dari wilayah Kota Madiun. Pemenang ranting lomba Musikalisasi Puisi juara 1 berasal dari Ngawi, juara 2 dan 3 berasal dari Kota Madiun serta juara 1, 2, dan 3 ranting lomba Mendongeng berasal dari Kota Madiun. Saya berharap agar pelaksanaan Pekan Seni Pelajar Muhammadiyah selanjutnya dapat lebih baik lagi dan bercermin dari evaluasi pelaksanaan tahun ini,” tutup Rauf. (dev)

Terjun Langsung, Mengabdi dalam Masyarakat

Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terjun langsung dalam pengabdian, kurban, dan bakti sosial di Dusun Klopoloro 1, Desa Giripanggung, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Kurban dan bakti sosial dalam rangka Hari Raya Iduladha tersebut diselenggarakan pada Kamis-Jumat (31/8-1/9/2017).

Mengangkat tema “Kuatkan Iman, Sucikan Hati melalui Kebersamaan Berbagi”, kegiatan ini dihadiri oleh Dukuh Dusun Klopoloro 1 Agus Satmoko, Takmir Suradal dan jajaran Ketua Rusun Tetangga (RT), serta tokoh masyarakat setempat. Turut hadir juga Roni Sulistyono, M.Pd. selaku Sekretaris Prodi serta Wachid Eko Purwanto, M.A., dan Hasrul Rahman, M.A. selaku dosen.

Selain melakukan pemotongan hewan kurban, HMPS PBSI juga melakukan bakti sosial dalam bentuk pembagian sembako kepada 95 KK. Dukuh Klopoloro 1, Agus Satmoko, menyambut dengan sangat baik mahasiswa PBSI yang melakukan bakti sosial di Klopoloro 1. Hal itu terbukti dengan izin kegiatan yang sudah diurus sejak dua bulan sebelumnya.

Kegiatan ini diawali dengan digelarnya bazar sandang murah yang segera diserbu oleh warga Dusun Klopoloro 1. Setelah acara pembukaan yang menandai dibukanya acara kurban dan bakti sosial, dilaksanakan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPA) untuk anak-anak Dusun Klopoloro 1.

“Saya selaku Dukuh Dusun Klopoloro 1, dengan ini berterima kasih atas kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa PBSI. Saya harap, mahasiswa mendapatkan pengalaman tentang terjun langsung di masyarakat, agar di masa depan jika berproses di masyarakat atau pemerintahan, sudah tahu dinamikanya seperti apa. Semoga kegiatan ini dapat berkelanjutan setiap tahun, biar pun dibungkus dengan wujud silaturahmi tentu juga dengan tujuan agar mencerdaskan dan menyejahterakan masyarakat. Serta yang paling penting ada poin, baik untuk kedua belah pihak,” tutur Agus Satmoko. (dev)

TELKOMNIKA UAD Jurnal Terbaik Indonesia 2017

Jurnal TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ditetapkan sebagai jurnal terbaik Indonesia pada malam apresiasi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 yang digelar di Makassar (10/8/2017). Posisi terbaik ke-2 Gadjah Mada International Journal of Business (GamaIJB). Hasil ini didapatkan sesuai dengan penilaian dari Science and Technology Index  (SINTA) sebuah portal yang memiliki konten penilaian-penilaian prestasi ilmu pengetahun dan teknologi.

Dr. Muchlas, M.T., Wakil Rektor I menyampaikan, dalam beberapa minggu ini ada dua hal yang diraih oleh UAD di kancah nasional, yakni penghargaan kekayaan intelektual terkait dengan SINTA dan jurnal TELKOMNIKA yang diterbitkan oleh Teknik Elektro sebagai jurnal terbaik Indonesia. Jurnal ini terindeks Scopus sejak 2013.

SINTA merupakan salah satu portal yang diresmikan oleh Kemenristek Dikti untuk difungsikan sebagai portal pengindex nasional. Pengembangnya ada 7 orang, 3 di antaranya dari UAD, yakni Tole Sutikno, S.T.,M.T.,Ph.D., Ali Tarmuji, S.T.,M.Cs., dan Herman Yuliansyah, S.T., M.Eng.

Tole, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Lembaga Publikasi dan Penerbitan Ilmiah (LPPI) UAD menerangkan pentingnya akademisi dan praktisi Indonesia tidak lagi tergantung dengan sistem pengidex dari luar negeri. Ia menginginkan Indonesia memiliki pengindex sendiri yang mampu bersaing dan mendunia.

Terkait dengan TELKOMNIKA, ia tidak menyangka jurnal yang terbit sejak 2003 ini mampu menjadi yang terbaik dan mengungguli beberapa jurnal dari perguruan tinggi negeri (PTN).

“Di saat-saat terakhir penilaian, alhamdulillah berkat usaha dan kerja keras tim selama ini sehingga dianugerahi sebagai yang terbaik.”

Penulis yang berkontribusi dalam Jurnal TELKOMNIKA berasal dari beberapa benua dan negara-negara seperti Italia, Inggris, Irlandia, Jerman, China, Aljazair, Mesir, Arab, Jordan, Pakistan, Bangladesh, Myanmar, Meksiko, Kolombia, Australia, dan beberapa lainnya. Di kancah internasional, jurnal dari UAD ini masuk kuartil 3 dari 1 s/d 4 kuartil. Kuartil 1 merupakan yang terbaik.

Ada empat aspek yang menjadi pertimbangan agar sebuah tulisan termuat di TELKOMNIKA, yang pertama kualitas, aspek sebaran, pertimbangan subdisiplin ilmu yang dikembangkan, dan relevansi. Terkait dengan relevansi, misalnya sesuai atau tidaknya dengan tema, pembaca, dan beberapa hal lainnya. Dalam satu tahap penerbitan, naskah yang masuk mencapai 400, sedangkan yang dapat diterbitkan sebanyak 50 tulisan.

Dosen Teknik Elektro ini menyampaikan, apa yang diperolehnya saat ini adalah berkat kerja sama tim dan dukungan dari berbagai pihak yang terus memberikan motivasi untuk memajukan jurnal yang ada di UAD.

“Pertama, yang harus dilakukan adalah menyukai jurnal, kemudian mengajak dosen muda untuk bergabung. Biasanya yang muda masih memiliki spirit tinggi,” papar Tole.

Selain TELKOMNIKA, ada beberapa jurnal UAD yang terindex nasional seperti HUMANITAS, EDULEARN, PHARMACIANA, dan Buletin Electrical and Enginering. WR I UAD, Muchlas mengharapkan dengan terpilihnya TELKOMNIKA sebagai jurnal terbaik se-Indonesia 2017, akan menjadikan UAD universitas yang leading di sektor jurnal. (ard)