East Java PWM IT Team Visited UAD

Three people who are included in the team of Information Technology (IT) of Muhammadiyah Regional Leadership (PWM) secretariat of East Java, visited the Bureau of Information and Communication System (Biskom) of Ahmad Dahlan University (UAD). Their arrival was very well received by Biskom and the Library and Information Council (MPI).

"They share their knowledge on the Presence System based on Radio Frequency Identification (RFID) for Tanwir Aisyiyah on 19-21 January 2018 in Surabaya," said the Head of Biskom, Tawar A.G., S.Si., M.Kom. when visited in his office on Tuesday (9/1/2018).

"In addition to sharing their knowledge, they will also use the tools and software that we use," continued Tawar, who is also a lecturer of Information System Study Program of UAD.

Faris as a staff of East Java PWM said that with the help of UAD, they feel facilitated. It is because IT presence system will be easier to be implemented in an event. Manual presence system is very difficult to be implemented in big events.

He claimed to get guidance from the Central Leadership (PP) Muhammadiyah to study and ask for help to Biskom UAD.

"Alhamdulillah, UAD is very open to share their knowledge. We learn a lot of things here. We can implement the tools as used by Biskom, transfer knoelwdge on the use of RFID-based presence system at the upcoming Muhammadiyah Regional Discussion (Muswil) meeting, "he said.

Previously, Biskom UAD was successful in becoming the IT team at Muhammadiyah Congress in Makassar (2015) and Tanwir in Ambon (2017).

Panjat Pohon Cengkeh Dapat Balon Berhadiah

“Siang hari saat mau mencari rumput, saya dengar letusan. Ada sekumpulan balon nyangkut di pohon cengkeh halaman rumah. Karena penasaran kemudian saya panjat dan ambil balon beserta banner bertuliskan Milad UAD ke-57.”

Demikian yang disampaikan Midomo, penemu balon berhadiah yang diterbangkan dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Minggu (14/1/2018). Balon-balon tersebut dilepas saat acara family gathering di kampus 4 UAD, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul.

Midomo merupakan salah satu masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Wilis, Madiun, Jawa Timur. Gunung ini memiliki ketinggian 2.563 meter di atas permukaan laut. Sehari-hari ia bekerja sebagai buruh tani dan mencari rumput untuk ternaknya. Sesekali diselingi merawat pohon cengkeh, cokelat, manggis, dan durian yang mulai ditanam 4 tahun lalu.

“Alhamdulillah, saya dapat balon dan banner ini. Awalnya saya ragu ini asli atau penipuan, kemudian saya bertanya kepada saudara dan keluarga untuk meyakinkan. Setelahnya saya menghubungi nomor yang tertera atas nama Saryanto,” terang laki-laki yang sudah dikaruniai dua anak ini.

Minggu malam pukul sembilan, berbekal uang pinjaman dari saudara, suami dari Nur Hidayah ini berangkat menuju Yogyakarta. Sepanjang perjalanan, ia masih belum yakin seratus persen mengenai balon berhadiah tersebut. Dari penuturannya, terakhir kali ia ke Yogyakarta sekitar tahun 2000-an awal sewaktu masih SMP.

Setelah menempuh 5 jam perjalanan dari Madiun, Midomo menghabiskan waktu menunggu di sebuah bengkel pertigaan di antara Jln. Kapas dan Jln. Kusumanegara.

“Saya sampai di UAD pukul 2 pagi dan gerbangnya masih tutup, masih dengan perasaan was-was dan belum yakin.”

Perjuangannya dari Dukuh Totokan, Bolo, Madiun, yang terletak di sekitar Gunung Wilis membuahkan hasil. Ia disambut oleh Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum., Wakil Rektor I Dr. Muchlas, M.T., dan perwakilan panitia Milad UAD dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). Pada pertemuan itu, secara resmi Kasiyarno mewakili UAD menyerahkan uang senilai 2 juta sebagai hadiah, ganti uang transport sejumlah 250 ribu rupiah, dan beberapa cendera mata.

“Selamat Milad UAD yang ke-57. Saya mengucapkan terima kasih banyak, semoga UAD semakin maju dan dikenal masyarakat. Rencananya uang ini akan saya gunakan untuk biaya sekolah dan membelikan HP Mirwa Sofiana, anak pertama saya.” (ard)

Bedah Buku Kumpulan Cerpen ‘Bedak Dalam Pasir’ karya Sule Subaweh

Komitmen LPP UAD dalam Meningkatkan Kualitas Penelitian

Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) UAD selalu membagikan informasi tentang adanya pendanaan penelitian, baik dari internal maupun dari eksternal. LPP UAD juga selalu melakukan pendampingan bagi dosen yang akan mengajukan proposal. Pendanaan tersebut berasal dari Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis), Kemenristek Dikti, Pemerintah Kota (Pemkot), dan lain-lain.

Pada tahun ini, 18 proposal penelitian UAD mendapatkan bantuan dari Kopertis, dengan jumlah dana 5 juta rupiah per proposal, dari sekitar 50 proposal yang mendaftarkan. Sementara dana dari Kemenristek Dikti, UAD mendapatkan dana 4,6 miliar rupiah dari 88 judul penelitian yang diajukan oleh dosen UAD. Untuk perguruan tinggi, terdapat skim Unggulan Perguruan Tinggi yang dibagi menjadi Penelitian Dasar Perguruan Tinggi, Unggulan Perguruan Tinggi dan Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi, serta Penelitian Pengembangan Unggulan Perguruan Tinggi. Jumlah dananya antara 100 juta rupiah sampai tidak terbatas, tergantung kemampuan dari yang mengajukan.

Sementara itu, tingkat partisipasi dosen dalam melakukan penelitian setiap tahun selalu meningkat. Hal itu merupakan hasil dari upaya yang dilakukan LPP dalam memberikan pelatihan-pelatihan bagi para dosen, agar dapat berkompetisi dalam mengajukan proposal penelitian di tingkat nasional.       

Salah satu cara agar dosen dapat sukses dalam mengajukan proposal penelitiannya,  LPP mengadakan pelatihan-pelatihan dan selalu membagikan informasi serta mengadakan klinik atau pendampingan untuk dosen agar proposal yang diajukan dapat sesuai dengan skim yang di tawarkan oleh lembaga internal maupun eksternal. Klinik yang dilakukan ini juga sebagai koreksi agar peneliti dapat jeli dan saksama dalam tata cara pengajuan proposal.

“Jadi strateginya, informasi itu selalu kami bagikan, kemudian ada klinik yang jika tidak diterima eksternal, bisa diajukan di pendanaan internal. Hanya saja, dananya menyesuaikan,” tutur Wahyudin dari LPP UAD.

Dana eksternal juga berasal dari Pemerintah Kota (Pemkot) yang dananya sekitar 10-20 juta rupiah. Pendanaan ini memang terbatas karena berbeda dengan Dikti yang menjadikan penelitian sebagai prioritas utama.

Lantas untuk penelitian dari dana internal, tahun anggaran 2017/2018 ini akan dibuka dua tahap. Ketika tahap satu tidak lolos, bisa ikut di tahap yang kedua dengan persyaratan lebih mudah dari pengajuan di eksternal. Dalam penelitian internal ini, para dosen akan mengikuti pelatihan penyusunan proposal yang diutamakan di bagian metodologi. Dengan metodologi ini, diharapkan penelitian yang diajukan nanti dapat sesuai dengan metodologi yang berlaku.                              

Dalam waktu dekat, LPP akan mengadakan penyusunan tema-tema unggulan di tingkat fakultas dan prodi. Jenis penelitian yang ditawarkan LPP adalah Penelitian Hibah Bersaing. Di Dikti, penelitian ini dulu disebut dengan Penelitian Produk Terapan, tetapi sekarang menjadi Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi yang bersaing di tingkat nasional.      

Beberapa penelitian tersebut antara lain Penelitian Unggulan Prodi, yang diajukan adalah keunggulan setiap prodi. Di dalam workshop, wajib ada penelitian unggulan. Kemudian, ada Penelitian Unggulan Pusat Studi. Jika ada yang ingin meneliti, harus melihat tema-tema unggulannya. Ada pula kompetitif dan Penelitian Berpotensi Paten yang tujuan penelitiannya untuk menemukan inovasi baru. Penelitian Payung, dengan harapan dapat memayungi penelitian dosen lain atau penelitian mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau tesis. Sementara untuk Penelitian Kerja Sama Luar Negeri, dengan dilandasi MoU yang sudah ada, penelitian ini nantinya akan dipublikasi di Jurnal Internasional yang sudah bereputasi.                                        

Terdapat dua tahapan untuk menilai proposal yang diajukan. Pertama, seleksi desk evaluation yaitu dengan melihat proposal sudah sesuai atau belum dengan persyaratan yang ada, jika kurang maka harus segera dipenuhi oleh yang mengajukan proposal. Kemudian review proposal yang akan diberi masukan-masukan dari para pakar, sehingga yang tadinya kurang akan menjadi lengkap. Setelah proposal itu diperbaiki, harapannya proposal tersebut akan menjadi patokan untuk penelitian selanjutnya.                                                                                 

Setelah setengah jalan penelitian, akan diadakan monitor evaluation untuk mencocokan metodologi yang diajukan dan mengetahui kendala-kendala yang terjadi di lapangan. Di sini, akan dibantu untuk membuat strategi dalam menyelesaikan masalahnya atau kendalanya. Sedangkan untuk dosen pemula akan ada dosen pembimbing. Dosen pemula harus aktif bimbingan, terutama dalam penyusunan proposal agar tidak melenceng.

Setelah selesai melakukan penelitian, akan ada laporan penelitian lagi untuk koreksi dan pembetulan. Sebelum dipublikasikan, akan ada pengecekan similiaritas atau kemiripan. Untuk mengurangi potensi plagiat dalam melakukan penelitian karena setiap penelitian memiliki metodologi dan cara yang sama.                                                                                                     

Ada reward untuk dosen ketika penelitiannya dipublikasikan di jurnal nasional maupun jurnal internasional yang bereputasi dan sudah terakreditasi. Hal tersebut merupakan keuntungan bagi dosen karena keilmuan yang meningkat setelah menemukan metode baru. Selain itu, penemuan tersebut jika dipublikasikan akan mempercepat jabatan akademik.                                        

Jumlah dosen yang melakukan penelitian dari tahun ke tahun selalu meningkat. Untuk tahun ini, ada 400-an dosen yang melakukan penelitian. Jadi untuk tingkat keterlibatan seluruh dosen di UAD, ada sekitar 60%-70% karena di antara itu ada dosen yang melakukan penelitian ganda.

“Tujuan utama penelitian adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan dan pembangunan.” (AK)

Early Childhood Character Education through Children’s Stories

Yosi Wulandari, M.Pd. and Fitri Merawati, M.A. are two lecturers of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) study program, Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) Ahmad Dahlan University (UAD) who have special attention to literature for early childhood. Through a training of children's story writing which was held in 2017, a collection of children's stories was compiled in a book entitled Si Kembar Berambut Kriwil. The book contains 18 children's stories by teachers of Early Childhood Education / ABA TK in Bantul District.

The stories compiled in this book take on a variety of themes, all of which are close to the environment of early childhood. Equipped with illustrations created by a PBSI student, Rita Nur Dayanti, each story in this book contains learning contents for children.

The story entitled "Gara-Gara Sepotong Cokelat" by Ratmi Dalmini, S.Pd. is about a child named Kiki who loves to eat chocolate. He always brings chocolate wherever he went. However, he never forgets to brush his teeth regardless his fondness for chocolate. His mom always reminds Kiki to diligently brush his teeth, so as not to easily have toothache. However, Kiki is a bit careless. He often puts his chocolate in any place. One day, Kiki was frightened to find his schoolbag filled with ants because he forgot to put his remaining chocolate in his bag. Ratmi Dalmini, as the writer wanted to deliver a message for children not to be careless.

The story entitled "Si Kembar Berambut Kriwil" which also becomes the title of this book teaches children on what to do when they get lost in a crowded place. The curly twins, Adel and Nabil, were separated from their mother in a traditional market. Instead of crying, Nabil just asked Adel to return to the place where they got separated from their mother. When they did not find their mother, Nabil asked Adel who was crying to go and find the police. He had secretly memorized the names of his father and mother and their home address. The story is written by Sukarti, a kindergarten teacher of ABA Bogoran.

This book holds a lot of good moral values and teaching materials for early childhood character education. Unfortunately, this book is not yet available for PAUD teaching materials in Bantul District. (dev)

UAD Jajaki Teknologi Berbasis Agama

“Hal-hal yang dipelajari di dunia pendidikan bertujuan mencari dan menemukan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang sesuai dengan ajaran serta tuntunan agama. Pada seminar kali ini, hadir para pakar terkait inovasi dalam agama, pendidikan, dan teknologi,” terang Prof. Dr. Ahmad Mursyidi, M.Sc.,Apt., Direktur Pascasarjana UAD saat memberikan sambutan dalam seminar nasional yang diselenggarakan Magister Pendidikan Agama Islam, Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

 

Acara bertajuk “Robotika Pendidikan Islam Inovasi Peraga Pembelajaran Agama Islam” dilaksanakan Sabtu (13/1/2018) di auditorium kampus 2B UAD. Hadir sebagai pembicara Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.T., Dr. Suyadi, M.Pd.I., dan Team Robotics Education Center. Peserta yang hadir merupakan mahasiswa dari berbagai universitas dan para pendidik khususnya bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) di Yogyakarta dan sekitarnya.

Menurut Ahmad Mursyidi, sebagai salah satu perguruan tinggi Islam, UAD harus turut mengembangkan pendidikan dan teknologi yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas UAD agar lebih dikenal secara luas, di dalam maupun luar negeri.

 

“Inovasi akan memunculkan kelebihan, dan kelebihan itu dapat menjadi sumber pusat kegiatan positif untuk turut mengembangkan bangsa. Misalnya sumbangsih ilmu pengetahuan baru yang dapat menarik perhatian mahasiswa asing untuk kuliah di UAD. Jadi, tidak terus-terusan kita yang kuliah di luar negeri, tetapi mereka juga harus mencari ilmu di Indonesia,” tukasnya sekaligus membuka acara. (ard)

Prodi BK Raih Akreditasi A BAN-PT

Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT). Hal itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) No. 1838/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2017. Dua asesor BAN-PT yang melakukan asesmen lapangan saat itu adalah Prof. Dr. Suryanto, M.Si., Psikolog. (Universitas Airlangga, Surabaya) dan Dr. H. M. Ramli, M.A. (Universitas Negeri Malang, Malang).

“Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan karunia keberhasilan ini kepada kami semua,” tulis Dody Hartanto, M.Pd., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, kepada Kabar UAD melalui surat elektronik (e-mail).

Menurut Dody, begitu ia biasa disapa, “Keberhasilan Prodi BK meraih nilai akreditasi A dari BAN-PT merupakan pencapaian prestasi dari semua civitas akademika Prodi BK. Selain itu, Prodi BK memiliki keunggulan dibandingkan prodi serupa di kampus lainnya, yaitu dengan bidang layanan BK inklusi, BK krisis (BK untuk adiksi/pecandu narkoba), dan BK keluarga.”

Dosen yang menempuh S-3 Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana UPI, Bandung ini berharap, pencapaian akreditasi A dapat diteruskan dengan pencapaian berikutnya, yaitu pengembangan prodi melalui kerja sama dengan berbagai lembaga dan universitas, baik di dalam maupun luar negeri.

“Kami ingin prestasi para dosen dan mahasiswa Prodi BK dapat dikenal dan pada akhirnya dapat digunakan bagi kemajuan bersama bidang ilmu BK dan pendidikan bangsa Indonesia.” (SDY)

UAD Kirim 9 Mahasiswa Joint Degree ke Tiongkok

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengirim 9 mahasiswa untuk mengikuti Joint Degree ke Tiongkok. Mereka adalah 7 mahasiswa dari Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri yaitu Ryan Antono, Prames Nursila Patramurti, Mujiati Nurokhmah, Muhammad Rizky Safi, Muhammad Marcho Dipavernanda, Moh. Nur Rohim, dan Eko Prasetio, serta 2 mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu Ida Alviani Mabrruroh dan Muharian.

Sembilan mahasiswa tersebut belajar ke universitas mitra UAD di Tiongkok, yaitu Guangxi University for Nationalities (GXUN) selama dua tahun. Sejak akhir September 2017 hingga September 2019, mereka melangsungkan perkuliahan sesuai program studi masing-masing di sana.

Untuk mempermudah komunikasi saat sampai di Tiongkok, 9 mahasiswa itu diberikan pembekalan bahasa Mandarin selama tiga bulan. Pembekalan ini diberikan oleh Program Internasional (PI). Mereka langsung diajari oleh mahasiswa dari GXUN yaitu Feng Yangming (Reza) dan Zheng Huangting (Vina). Selain mendapatkan pelajaran bahasa, mereka juga diajarkan budaya Tiongkok sehingga mahasiswa bisa mendapatkan gambaran tentang kehidupan di sana sebelum keberangkatan.

Sebelumnya, UAD sudah mengirim mahasiswa Joint Degree ke GXUN sejak 2013, di bawah Program Studi Manajemen. Tahun ini, untuk pertama kalinya UAD mengirim mahasiswa di bawah Program Studi Teknik Informatika. Sebelum mengikuti program tersebut, mahasiswa harus melalui rangkaian proses seleksi untuk mengukur kemampuan mahasiswa, baik secara akademik maupun psikologi, dalam menghadapi kehidupan baru di luar negeri.

UAD melalui program-program studi yang ada terus memperluas kerja sama internasional di wilayah Asia, Australia, Afrika, Eropa, maupun Amerika. Kesempatan menuntut ilmu ke luar negeri memberikan kesempatan lebih luas bagi mahasiswa untuk mengembangkan bidang keilmuannya, mendapatkan pelajaran budaya, membangun kerja sama, mendapatkan pengalaman secara langsung tentang dunia kerja, dan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang mungkin tidak bisa diperoleh jika hanya belajar di negeri sendiri.

7 Mahasiswa UAD Ikuti Short Course di India

Pada Januari 2017 lalu, telah berlangsung acara India Edu Fair yang diselenggarakan di kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan dihadiri oleh 14 universitas dari India. Kegiatan menarik itu merupakan kerja sama UAD dengan TIE UPS International. UAD juga melakukan penandatangan MoU dengan tiga universitas India, yaitu  Dr. AMBEDKAR Institute of Technology Bengaluru Karnataka,  Sathyabama University, dan Garden City University India.

Selanjutnya, untuk merealisasikan MoU dengan Satyabhama University Chennai, UAD mengirim 7 mahasiswa Pascasarjana Teknik Informasi untuk mengikuti Short Course dengan topik Cloud Computing selama 2 minggu. Ketujuh mahasiswa tersebut adalah Miladiah, Faqihuddin Al Anshori, Tresna Yudha Prawira, M. Nashiruddin Darajat, Ockhy Jey Fhiter Wassalam, Sapriani Gustina, dan Iif Alfiyarul Mukaromah.  Mereka juga didampingi oleh dosen pembimbing dari UAD, Rusydi Umar, S.T., M.T., Ph.D., yang merupakan dosen UAD lulusan Hyderabad University India.

Dalam kunjungan dua minggu sejak 29 Juni hingga 15 Juli 2017, ketujuh mahasiswa itu pergi ke laboratorium, mengikuti kelas, dan berpartisipasi dalam seminar yang diadakan oleh Sathyabama University.

Selain itu, pada 16 Oktober hingga 2 November 2017, 5 mahasiswa Pascasarjana Psikologi atas nama Amalia Sadik Jumiati Kahar, Hasna Komari Agustin, Inda Purwasih, Karyati, dan Nova Indriati yang didampingi oleh Triantoro Safaria, Ph.D. (Dosen Master Psikologi) juga melakukan kunjungan akademik dan budaya ke Garden City University (GCU) India.

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan tim dalam kunjungan ini, seperti mengunjungi fasilitas-fasilitas di GCU, menghadiri workshop tentang “Stress Manajemen”, masing-masing mahasiswa dan dosen pendamping memberikan presentasi di bidang masing-masing, serta lain-lain. Untuk mendapatkan pengalaman langsung tentang budaya India, mahasiswa dan dosen UAD mendapatkan kesempatan menyaksikan perayaan Diwali.

Jabal Rahmah: A Note on Memories and Love to Jabrohim

To celebrate the release of Drs. Jabrohim, M.M. as a lecturer of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) Faculty of Teacher Training and Education (FKIP), Jabal Rahmah book launching event entitled "Pak Jab (Is Not) Retiring" was held on Monday, December 25th, 2017. Jabal Rahmah Book: Literary Encounter at IKIP Muhammadiyah Yogyakarta-Ahmad Dahlan University is a Jabrohim retirement memento presented by Komuitas Sastra Alumni of Ahmad Dahlan University (KSA-UAD). This book is divided into two parts; Tegur and Sapa, compiled of 39 notes by writers, poets, associates, and colleagues of Jabrohim. In the note, there are some famos names like Suminto A. Sayuti, Emha Ainun Najib, Tirto Suwondo, Suwardi Endraswara, Mustafa W. Hashim, Iman Budhi Santosa, B. Rahmanto, and many more. Dr. Kasiyarno, M.Hum., in the Rector's Speech section, writes that every author's record in the book is what makes it a historical inscription.
 
The book is compiled and published based on the idea proposed by ​​the students and alumni of Indonesian Language and Literature study program, Faculty of Teacher Training and Education, Ahmad Dahlan University and is presented as an effort to record the literary event that has been taken place in UAD since it was still called IKIP Muhammadiyah Yogyakarta. Therefore, every note written in this book manifests as historical evidence. (2017: ix)
 
As written by the Rector of UAD, Jabal Rahmah is indeed published with the aim of keeping a memento of Jabrohim as a lecturer of FKIP PBSI. However, since Jabrohim plays an important role in the development of literature in UAD, this book also records the history of the development of literary movement since UAD is still called IKIP Muhammadiyah Yogyakarta until today. Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, in his notes entitled "Understanding Pak Jabrohim" who is also a prologue in this book tells his close relationship to Jabrohim who is like a family to him. In fact, literary activities that he did when he was appointed as the dean of the Faculty of Languages ​​and Arts (FBS), Yogyakarta State University (UNY), was more or less inspired by Gerakan Sastra(-wan) Masuk Kampus led by Jabrohim at IKIP Muhammadiyah Yogyakarta at that time.
 
Why Pak Jab embraces "stubborn aesthetics" when it comes to literary process? According to him, as one of the sectors of cultural activities, the literature of a nation necessitates the existence of areas of intellectual life that encompass three areas, i. e. productive / creative / creating, reproductive / recreational / observation-and receptive / appreciative / enjoyment. (2017: xiv)
In the prologue, Suminto A. Sayuti explains the foundation of Jabrohim's "stubborn aesthetics", that culture and education are closely interrelated that if education is done without a cultural orientation, it will be lacking of noble values.
 
Anes Prabu Sadjarwo, shared his personal memories with Jabrohim during his study at UAD. He calls Jabrohim a strange lecturer, who did not stick to conventional rules.
 
I do not acknowledge lecturers who teach how to write with dull pen. Well, Pak Jab is one of the lecturers I like because he does not only deliver nonsense. Pak Jab has piles of works, especially papers and ideas that he can realize. Pak Jab wrote poetry, essays, research guide books, and is also a great editor. (2017: 166)
 
In Anes’ eyes, Jabrohim always forced students to read literature as much as possible. In his lecture, Jabrohim often told his experiences with famous literature figures. Learning process is, for Jabrohim, the liberation of mind. Jabrohim did not follow the rules around him just to be able to fit in, he dared to stand in the way of the flow even though he was alone. This then refers back to Suminto A. Sayuti’s term that Jabrohim embraces "stubborn aesthetics".
 
In the Epilogue section entitled "Jangan Sampai Tak Ada Jabrohim", Emha Ainun Najib (2017: 178) writes, "If you look at Jabrohim from the earth: Jabrohim is just a lecturer, a university administrator in his Faculty. A loving husband. An encouraging father and a generation guard who will be away in the future. A friend who cannot bear not to give, offer his heart and hands to help and make everything easy for anyone surrounding him." (Dev)