POM FKIP Ke-3 Resmi Dibuka

Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2018 resmi dibuka Selasa (11/9/2018). Pembukaan POM ke-3 ditandai dengan penyalaan obor oleh Danang Sukantar, M.Pd., Kepala Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Biro Mahasiswa dan Alumni (Bimawa) UAD.

Selain itu ada pengembalian piala bergilir dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang merupakan juara umum POM ke-2 2017. Perlombaan yang dipertandingkan di antaranya futsal, basket, bulu tangkis, dan voli.

Tujuan penyelenggaraan POM untuk mempererat kekeluargaan FKIP dan yang terpenting untuk berproses mengembangkan minat bakat di bidang non akademik. Hampir semua program studi di FKIP mengirimkan kontingennya untuk mengikuti masing-masing perlombaan.

Pada kesempatan ini, Danang Sukantar dalam sambutannya mengungkapkan, mahasiswa harus memiliki kesehatan secara fisik dan psikis. Ia menjelaskan, banyak lulusan sarjana yang tidak lolos seleksi kerja 25 persennya karena tidak sehat, 60 persen soft skill, sisanya dari berkas.

“Sehat fisik dan psikis itu penting. Mahasiswa harus berkegiatan, baik di bakat minat maupun penalaran. Pengasahan terus menerus dan menjaga kondisi bisa memberi berprestasi,” terangnya.

Ia berharap, semakin banyak mahasiswa UAD yang berprestasi. “Ada banyak agenda nasional yang bisa diikuti mahasiswa UAD. Oleh karenanya, kemampuan dan soft skill harus diasah terus,” tandasnya.

Yuk Cari Tahu Makanan lokal yang Fungsional

 

Indonesia sebagai salah satu negara tropis memiliki bahan pangan lokal yang melimpah.  Pengolahan bahan pangan lokal yang tepat akan memaksimalkan fungsi dan manfaat makanan.  

“Mendapatkan makanan yang fungsional dari pangan lokal dapat dilakukan dengan menganalisis bahan pangan dan menentukan teknik pengolahan. Mengetahui karakteristik sangat penting guna menentukan kandungan dan manfaat dari bahan pangan tersebut. Selain itu, pengolahan bahan pangan yang tepat dapat menjaga kandungan nutrisi dan senyawa aktif supaya tidak rusak. Hal tersebut merupakan dasar yang dilakukan untuk mendapatkan makanan yang fungsional, khususnya untuk kesehatan,” tutur Ketua Program Studi Teknologi Pangan, Ika Dyah Kumalasari, Ph.D.

“Tepung dari umbi-umbian lokal tidak mengandung protein gluten. Tepung tersebut sangat baik dikonsumsi penderita alergi dan penyandang autis yang tidak bisa mengkonsumsi gluten. Berbeda dengan tepung gandum yang mengandung protein gluten,” terang perempuan yang pernah kuliah di Ehnime University Jepang tersebut.

Gluten dapat memengaruhi sistem kerja lambung, usus, dan sering memunculkan reaksi alergi pada penderita autis. Kandungan gluten dalam makanan tertentu seperti roti gandum atau sereal yang diolah dari gandum dapat mengakibatkan hilangnya nutrisi penting bagi tubuh. Gluten dengan senyawa peptidanya bisa memunculkan gangguan sistem imun, khususnya bagi mereka dengan tingkat kegemukan tinggi (obesitas), kelelahan, atau mereka yang memang alergi gluten.

“Di Indonesia banyak sekali bahan pangan lokal yang memiliki nilai fungsional tinggi, tapi belum diketahui oleh masyarakat. Seperti ubi garut, selain sumber karbohidrat juga kaya serat dan kandungan probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme atau bakteri baik yang ada di dalam usus manusia. Fungsinya untuk kesehatan secara keseluruhan, baik untuk pencernaan dan meningkatkan sistem imun. Selain itu, probiotik bermanfaat untuk membantu mengatasi sindrom iritasi usus besar, mencegah gejala alergi tertentu, mengurangi gejala intoleransi laktosa, dan banyak lagi,” ujar dosen tersebut ketika ditemui di Jl. Prof. DR. Soepomo Sh, Warungboto, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

 “Selain itu, bengkuang juga baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes karena mengandung inulin. Inulin dapat menurunkan tingkat kolesterol pada penderita diabetes,” ucap perempuan yang pernah meneliti bengkuang sebagai makanan alternatif bagi penderita diabetes itu, Senin (4/9/2018).

Inulin merupakan polimer dari unit-unit fruktosa yang umumnya mempunyai terminal glukosa. Dalam industri pangan, inulin banyak dimanfaatkan sebagai pengganti lemak dan gula pada produk makanan rendah kalori serta sebagai bahan baku pembuatan sirup fruktosa.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa makan lebih baik diolah dengan cara dikukus atau dipanggang. Hal ini dilakukan guna menjaga nutrisi dan zat aktif yang terkandung pada makanan tersebut. (Ami)

 

Suara Merdeka Institute Latih Penulisan Artikel Dosen UAD

 

Ada sepuluh peserta yang hadir dalam pelatihan kepenulisan artikel Suara Merdeka Institute di Hotel Dafam, Semarang, Sabtu (15/9/2018). Pelatihan yang berlangsung selama dua hari tersebut didampingi langsung oleh Redaktur Suara Merdeka (SM).

Salah satu pendamping, Triyanto Triwikromo menjelaskan, pelatihan ini tidak hanya sebatas memahami menulis artikel saja. Peserta akan disuguhkan strategi memperoleh gagasan, teknik, pembimbingan penulisan artikel klasikal, dan pemahaman tentang Suara Merdeka.

“Selain pemberian materi, para peserta juga praktik mandiri, dibimbing secara individu, dengan diskusi bersama pendamping,” terang Triyanto memberikan sambutan.

Wakil Rektor III, Dr. Abdul Fadlil, M.T. dalam sambutannya berharap, pelatihan tidak hanya berhenti di dalam forum saja, melainkan terus berlatih setelah acara perlatihan ini secara mandiri.

“Meski UAD sudah dikenal di luar dan di dalam negeri, kami tetap berupaya mengenalkan diri kepada masyarakat melalui berita dan karya tulis dosen. Salah satunya terus memberikan dorongan untuk dosen agar berkarya.”

Lebih lanjut, Wakil Rektor yang juga ikut dalam pelatihan tersebut mengatakan, dengan adanya pelatihan penulisan artikel ini menunjukkan UAD serius untuk terus berkembang dan meningkatkan diri, sekalipun sudah besar.

Kesling UMKT Kerja Sama dengan UAD

Sebanyak 20 mahasiswa D3 Kesehatan Lingkungan (Kesling) Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) mengikuti pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Yogyakarta (4-5/9/2018). Kegiatan ini bekerja sama dengan Pusat K3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Ketua Program Studi (Kaprodi) Kesling UMKT, Ratna Yuliawati S.K.M.,M.Kes.Epid. mengharapkan mahasiswa mempunyai kompetensi yang unggul, utamanya sebagai ahli sanitarian.

Sementara Muhammad Rifai, S.K.M., M.Sc., Ketua Peminatan K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD menyatakan, peserta mendapatkan bekal pengetahuan dan keterampilan di bidang K3 serta mendapatkan SKPI sebagai bekal setelah lulus untuk diserap di dunia kerja. Pada kesempatan tersebut, Rifai hadir bersama DR. Ir. Widodo Hariyono., M.Kes., Kepala Pusat K3 UAD.

Saat ini, ilmu K3 telah menjadi kebutuhan baik di dunia industri atau non industri, swasta atau pemerintahan. Salah satu alasan pentingnya penerapan K3 adalah melindungi pekerja dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, kerugian properti, dan lain sebagainya.

Selain pelatihan, akan ada kerja sama dari Kesling UMKT dengan Pusat K3 UAD. Kerja sama ini bertujuan untuk meningatkan pemahaman dan kualitas mahasiswa terkait K3. (doc/ard)

Mahasiswa UAD Raih Best Design Award di Thailand

Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengantarkan tim memperoleh Best Design Award pada bidang Controlled Logistics Vehicle (CLV) Competition. Penghargaan ini diraih di ajang “The International Students Contest on Autonomous Surface Vehicle (ASV) and Controlled Logistic Vehicle (CLV) 2018 di Khon Kaen University Thailand (2226/8/2018).

Tim dari Robotics UAD ini terdiri atas Syukran Anas (Teknik Industri), Ekky Armandi (Teknik Industri), Jihad Rahmawan (Teknik Elektro), dan Anggit Febriawan (Teknik Elektro), dengan dosen pembimbing Okka Adiyanto, S.T.P, M.Sc., dan didampingi Soni Ali Akbar, S.T., M.Eng.

Negara-negara yang mengikuti kompetisi tersebut di antaranya Laos, Thailand, Indonesia, dan Taiwan. Bentuk kompetisi yang diberikan panitia, tim harus menyelesaikan soal yang diberikan berupa permasalahan tentang logistik. Yaitu dengan memindahkan barang dari Distributor Center (DC) ke titik-titik yang sudah ditentukan.

Menurut Okka Adiyanto, pemenang ditentukan berdasarkan lintasan mana yang paling optimal sehingga membutuhkan waktu tersingkat. Meskipun belum mencatat waktu singkat, tim UAD berhasil memperoleh penghargaan di kategori lain. (doc/ard)

Bponik UAD Juara 1 Pendamping Pimnas 31

Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali meraih prestasi dalam ajang lomba pendamping Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-31 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Peserta perlombaaan ini merupakan mahasiswa dari perguruan tinggi peserta PIMNAS 31 Tahun 2018.

Tema yang diusung lomba pendamping PIMNAS 31 adalah “Kebhinekaan sebagai Perisai Radikalisme”. Pada ajang ini, tim Bluetooth untuk Pemantauan dan Pengendalian Hidroponik (BPONIK) meraih juara 1 stan kewirausahaan pendamping PIMNAS 31.

Tim stan kewirausahaan Bponik terdiri atas Vernandi Yusuf Muhammad (Teknik Elektro), Mar’atul Husna (Teknik Kimia), Yenny Rahmawati (Teknik Elektro), Ponco Sukaswanto (Teknik Elektro), dan dengan dosen pembimbing Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D.

Vernandi, ketua tim menjelaskan, manfaat Bponik untuk memudahkan para petani hidroponik dan aquaponik. “Produk ini kami ciptakan untuk mengatasi permasalahan petani hidroponik dan aquaponik dalam hal monitoring dan kontroling kualitas air. Untuk alat serupa dari luar negeri, mereka harus impor dengan harga yang sangat mahal,” ujarnya.

Selain digunakan untuk petani atau pengemar hidroponik dan aquaponik, Bponik dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan atau udang. “Cara kerja alat ini menggunakan sensor. Cukup dicelupkan ke air kemudian alat akan bekerja sendiri,” imbuh Vernandi.

Atas prestasi-prestasi yang diraih, Prof. Ainun Na’im selaku Sekjen Kemristekdikti mengucapkan selamat kepada para pemenang. Pihaknya juga berpesan karya-karya yang dimiliki semua pemenang semoga tidak hanya berhenti dalam karya dan gagasan untuk PIMNAS. Pesan ini disampaikan pada saat upacara penutupan PIMNAS ke-31 di GOR UNY, Sabtu (01/09/2018) malam.

Peksimida DIY 2018 Usai, UAD Kirim Wakil ke Peksiminas

Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) XIV 2018 telah usai dilaksanakan. Hasilnya, beberapa kontingen dari berbagai perguruan tinggi se-DIY berhak mewakili DIY ke ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) yang akan berlangsung Oktober 2018.

Pada ajang ini Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengirimkan kontingennya dalam 21 tangkai lomba yang dipertandingkan. UAD berhasil memperoleh juara dari beberapa tangkai lomba, namun hanya pada tangkai penulisan puisi UAD menyabet juara satu. Pemenang penulisan puisi atas nama Alfiandana Susilo Aji.

Atas keberhasilannya, mahasiswa dari Program Studi Sastra Indonesia ini berhak mewakili DIY di ajang Peksiminas 2018. Ditemui saat penutupan Peksimida 2018 di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Senin (10/9/2018), ia mengungkapkan kebanggaannya menjadi satu-satunya perwakilan dari UAD.

Senang, bangga, saya mohon dukungannya kepada semua keluarga UAD supaya dapat bersaing di Peksiminas. Ini semua berkat kerja keras dan usaha serta dukungan dari UAD,” jelasnya sesaat setelah menerima trofi dan sertifikat penghargaan.

Pada acara penutupan ini juga dilakukan peluncuran logo Peksiminas 2018. Yogyakarta akan menjadi tuan rumah setelah terakhir kali tahun 2002. Biasanya Peksiminas dilaksanakan di satu perguruan tinggi saja. Tetapi, di DIY rencananya delapan perguruan tinggi akan bahu membahu menyelenggarakan 21 tangkai lomba. (ard)

Teknologi Pangan UAD Fokus pada Kearifan Lokal

Pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk keberlangsungan hidup manusia. Permasalahannya, tidak semua makanan memiliki kandungan gizi yang baik. Bahkan, cenderung memiliki zat-zat yang berdampak negatif bagi kesehatan. Banyak faktor yang menentukan kelayakan konsumsi, dua di antaranya bahan baku dan cara pengolahan.

Menyinggung dua hal tersebut, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menempatkan kearifan lokal sebagai salah satu fokus utama dalam hal rekayasa pangan. Ika Dyah Kumalasari, Ph.D. Ketua Program Studi Teknologi Pangan menjelaskan, ada tiga hal yang menjadi fokus perhatian program studi ini, lokal, halal, dan fungsional.

Indonesia sebagai negara tropis memiliki banyak bahan dasar makanan yang melimpah. Oleh karenanya, kami mengajarkan kepada mahasiswa terkait bahan dasar dan cara pengolahannya berdasar kearifan lokal. Tujuannya untuk mengangkat potensi lokal Indonesia supaya dikenal masyarakat luas,” jelasnya ketika diwawancarai di kampus 3 UAD, Senin (3/9/2018).

Selain itu, Teknologi Pangan juga banyak melakukan riset dan pengabdian kepada masyarakat terkait potensi bahan pangan. Hal ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat supaya tidak bergantung pada produk pangan instan dan dari luar negeri.

Kami melakukan riset terhadap bahan-bahan dasar pangan lokal. Mulai dari kandungan gizi hingga cara pengolahan supaya kandungan zat-zat di dalamnya tidak rusak. Inovasi rekayasa pangan berdasar kearifan lokal harus terus dikembangkan supaya Indonesia menjadi negara yang mandiri pangan,” tandasnya.

Ika menambahkan, banyak bahan dasar pangan lokal banyak yang belum dieksplorasi. Misalnya dari umbi-umbian, kacang-kacangan, hingga buah dan sayuran. Menurutnya, sumber bahan pangan lokal perlu diangkat agar tidak punah. Dari segi gizi pun bahan-bahan asli Indonesia memiliki manfaat yang bagus bagi tubuh.

Teknologi Pangan UAD melihat peluang pasar dari kearifan lokal. Kami ingin mengembangkan variasi produk pangan Indonesia yang terstandar internasional dan memiliki nilai jual tinggi. Jadi, bisa diekspor sekaligus mengenalkan pangan asli Indonesia.”

Let’s Find Out about Functional Local Foods

 

Indonesia, as a tropical country, has an abundant amount of local food ingredients. Proper processing of local food ingredients will optimize the function and benefits of the food.

"Getting functional foods from local food ingredients can be done by analyzing the food ingredients and determining the processing techniques. Knowing the characteristics of the ingredients is very important to determine the contents and benefits of the foods. In addition, the proper processing of food ingredients can maintain the contents of the nutrients and active compounds to prevent them from being damaged. This is the basis for getting functional foods, especially those beneficial for health," said the Chairman of the Food Technology Study Program, Ika Dyah Kumalasari, Ph.D.

"Flour from local tubers does not contain gluten protein. That kind of flour is very well consumed by people suffering from allergies and those with autism who cannot consume gluten, unlike wheat flour which contains gluten protein," explained the woman who had studied at Ehnime University, Japan.

Gluten can affect the working system of the stomach, intestines, and often cause allergic reactions in autistic patients. The content of gluten in certain foods, such as whole-grain bread or cereal processed from wheat, can result in the loss of important nutrients for the body. Gluten with peptide compounds can cause immune system disorders, especially for those with high levels of obesity, fatigue, or those who are gluten allergic.

"In Indonesia, there are a lot of local food ingredients that have high functional value, but not yet known by the public, like arrowroot, that can be used as carbohydrate source which is also rich in fiber and probiotic content. Probiotics are good microorganisms or bacteria that can be found in human intestine. It is good for health, both for digestion and improving the immune system. In addition, probiotics are useful to help overcome inflammatory bowel disease, prevent certain allergic symptoms, reduce symptoms of lactose intolerance, and much more," said the lecturer when interviewed at Jl. Prof. DR. Soepomo Sh, Warungboto, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

"Besides, jicama is also good for diabetics because it contains inulin. Inulin can reduce cholesterol level in diabetic patients," said the woman who had studied jicama as an alternative food for diabetic patients when interviewed on Monday (04/09/2018).

Inulin is a polymer of fructose units which generally have a glucose terminal. In the food industry, inulin is widely used as a substitute for fat and sugar in low-calorie food products and as a raw material to make fructose syrup.

He further said that it is better to eat foods by steaming or baking them. This is done to maintain nutrients and active substances contained in these foods. (Ami)

MPR RI Sosialisasi Empat Pilar di UAD

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerja sama dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menyelenggarakan sosialisasi empat pilar MPR RI.

Sosialisasi ini mengangkat tajuk “Pemahaman Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah” dengan pembicara Muhammad Afnan Hadikusumo selaku Anggota DPD RI DIY dan Dikdik Baehaqi Arif, S.Pd.,M.Pd. yang merupakan dosen PPKn UAD.

Acara yang berlangsung Sabtu (8/9/2018), di auditorium kampus 2 UAD, Jln. Pramuka 42, Yogyakarta, ini dipelopori oleh alumni PPKn. Empat pilar yang dibahas terkait Pancasila, Undang-Undang Dasar RI 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Pada sambutan sekaligus membuka acara, Wakil Rektor I UAD Dr. Muchlas, M.T. menyampaikan pentingnya memahami Pancasila bagi sivitas akademika UAD. “Kami berharap seluruh sivitas UAD memiliki komitmen yang lebih mantap dalam meyakini NKRI yang berdasar pada Pancasila,” ujarnya.

Sementera, terkait tajuk, Muchlas menjelaskan Pancasila dalam pandangan Muhammadiyah sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah sudah final. Pancasila sebagai dasar negara yang merdeka. Untuk itu, saat ini kemerdekaan harus dirawat dengan mengisi melalui berbagai gerakan untuk menyejahterakan masyarakat.

“Konsep pandangan kenegaraan Muhammadiyah tentang Pancasila ini harus terus disosialisasikan agar seluruh kader mengetahuinya.” (ard)