Dosen UAD Kenalkan Yogyakarta kepada CCPIT untuk Investasi dan Kolaborasi

 

Pada 3 Januari 2019, China Council for The Promotion of International Trade Asean Center (CCPIT) dengan rombongan dari Persatuan Pengusaha Wenzhou Asia Tenggara (PPWA) melakukan pertemuan dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Dalam rombongan delegasi ini, terdiri atas berbagai pengusaha yang siap berinvestasi di Indonesia. Dalam pertemuan, dibahas berbagai kesempatan kerja sama yang dapat diwujudkan dan dilakukan di Yogyakarta.

Pertemuan dengan Ngarsa Dalem, membahas rencana kolaborasi CCPIT dengan Pemerintah Daerah DIY di bidang pengembangan infrastruktur, teknologi cerdas, pengembangan lingkungan, dan teknologi informasi. Untuk CCPIT, PPWA saat ini sudah memiliki kantor di Yogyakarta dan terdaftar resmi di Kementerian Hukum dan HAM Indonesia.

Dalam rombongan yang dipimpin oleh Mr. Aland Chen tersebut terdapat putra daerah Yogyakarta dan akademisi dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yakni Hari Haryadi, yang menjabat sebagai Sekjend Asosiasi PPWA di Indonesia. Hary menjelaskan bahwa dipilihnya Yogyakarta sebagai kantor pusat CCPIT karena kestabilan iklim usaha dan politiknya.

Untuk mewujudkan kegiatan yang optimal, CCPIT berharap dapat berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah DIY dan para pelaku usaha yang ada di Yogyakarta khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

Dalam pertemuan dengan Gubernur DIY, salah satu delegasi yang mengepalai bagian IT CCPIT, Mr. Lin Rong Tian, menjelaskan saat ini sedang meningkatkan pengembangkan teknologi informasi dan infrastruktur. Dengan kesamaan kondisi ini mudah-mudahan dapat terjalin dengan baik kerja sama kami dengan Indonesia, khususnya Yogyakarta.”

Lakon Amarta Binangun Disesaki Ribuan Penonton

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, mengadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Amarta Binangun, Sabtu (512019). Acara yang digelar di kampus utama UAD, Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Bantul, dihadiri ribuan penonton. Pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang Seno Nugroho ini untuk memeringati Milad UAD ke-58.

Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. mengatakan, pertunjukan wayang kulit semalam suntuk ini untuk melestarikan apa yang diajarkan K.H. Ahmad Dahlan. “UAD terbuka dengan seni dan budaya, sebagai salah satu bentuk pelestarian kebudayaan. Selain itu, sebagai salah satu bentuk pelestarian kebudayaan, acara-acara di UAD saat ini membiasakan diawali dengan tari-tarian.”

Terkait wayang kulit, sebagai salah satu warisan kebudayaan yang digunakan untuk media dakwah Islam di masanya, jangan sampai dicuri atau diklaim oleh negara lain,” lanjutnya.

Selain sebagai hiburan untuk sivitas UAD dan masyarakat, pagelaran wayang kulit ini juga menjadi sarana edukasi bagi mahasiswa. Sehingga para mahasiswa dapat mencintai budaya sendiri. Pada kesempatan ini, puluhan mahasiswa asing UAD juga terlihat antusias dalam menonton pagelaran wayang kulit ini.

Lakon Amarto Binangun, dijelaskan Kasiyarno, dalam cerita, Amarta selalu direcoki, dizalimi, dimusuhi oleh Kurawa. Mengetahui hal tersebut, Maswopati merasa kasihan pada Pandawa. Oleh karenanya Pandawa diberi hutan, yang ternyata hutan itu penuh dengan jin. Bahkan bisa dikatakan sebagai kerajaan jin.

Pelajaran yang bisa diambil dari lakon ini, untuk meraih sesuatu kebahagiaan atau kesuksesan harus melalu perjuangan. Seperti yang diajarkan di UAD, kami memiliki spirit 8-As. Kerja keras, kerja tuntas, kerja ikhlas, dan kerja cerdas, mumtas, kualitas, sinergitas, dan membangun trust,” tandasnya.

Kali ini, kata Kasiyarno, UAD sengaja memilih Seno Nugroho sebagai dalanya. Sebab Seno Nugroho merupakan dalang populer. “Kemarin kami memanfaatkan dalang ‘dalam negeri’ mahasiswa kita, tidak ada penonton. Padahal ini untuk memopulerkan mahasiswa sendiri, tetapi tidak ada penonton,” katanya sambil menambahkan tradisi wayangan sudah dilakukan sejak Kasiyarno menjadi rektor tahun 2007. (ard)

93 Tim Ikuti Kontes Robot Nasional UAD

 

Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (HMTE) dan Robotic Development Community (RDC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyelenggarakan Ahmad Dahlan Robotic Competition (ADRC) 2018. Kontes Robot Nasional tingkat SD-SMA/K ini sudah memasuki tahun ketujuh, sejak diselenggarakan pada 2011.

 

Kegiatan diikuti 93 tim robot meliputi 27 SD-SMP dan 66 SMA/K. Acara yang digelar pada Kamis, 27 Desember 2018 ini diikuti tim dari berbagai daerah seperti Semarang, Surakarta, Gresik, Bandung, Magetan, Jakarta, Banyumas, Purworejo, dan Yogyakarta.

 

Membuka ADRC 2018 di Graha Wanabaktiyasha, Wakil Rektor III UAD, Dr. Abdul Fadlil, M.T. mengatakan saat ini kita masuk ke era baru di revolusi industri 4.0 yang menitikberatkan pada sistem informasi. Ia berharap melalui ADRC para pelajar akan mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dini. “Semoga minat pelajar dalam bidang robotika semakin berkembang selaras dengan tema ADRC 2018 ini, yakni berinovasi dan menginspirasi dalam Robotika,”ucapnya.

 

Dua kategori diperlombakan dalam ADRC 2018, Kontes Robot Sumo dan Line Follower, yang memperebutkan Piala Gubernur, Walikota, dan Rektor UAD. Pada kategori Sumo, juara adalah robot yang kuat yang mampu menjatuhkan pesaingnya layaknya olahraga sumo, sedangkan kategori Line Followers adalah mengadu kecepatan menuju garis finis. Kategori Sumo pemenangnya di antaranya SD Unggulan Aisyiyah (juara 1 dan 4), SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta (juara 2 dan 3), SD Muhammadiyah Bantul Kota (Desain Terbaik dan Inovasi Terbaik), MTsN 6 Sleman (Pertahanan Terbaik). Sedangkan untuk kategori Line Follower pemenangnya adalah SMAN 5 Semarang (juara 1), SMK N 3 Yogya (juara 2), SMA N 1 Yogya (juara 3), SMK N 2 Yogya (juara 4 dan Best Design), serta SMP N 1 Bantul (Best Strategy).

 

Penulis : Phisca Aditya Rosyady

BMD FEST OF 2018 PASTA COOKING COMPETITION

On Sunday (9-12-2018), Budi Mulia Dua held an activity entitled "BMD FEST 2018 PASTA COOKING COMPETITION" at VHS Budi Mulia Dua at Jalan Raya Tajem km. 3, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Starting from their initiative to take part in the competition, Maretta and Krisna tried to convey their intentions and asked permission from the lecturers of Food Service Business (Bisma) Study Program. After getting permission and support from the university, the two students planned the concept that they would use in the competition later. Bisma sent three teams. The first team consisted of Maretta and Krisna, the second one with Heni and Putri, and the third team with Anisa and Isma.

 

The requirements that need to be fulfilled in order to take part in BMD FEST 2018 PASTA COOKING COMPETITION include the team must consist of two people, choose one type of pasta (fettuccini, fusilli, spaghetti, or lasagna), make two servings of processed pasta with no required technique and at a cost of IDR 40,000.00 for two portions, make a menu and recipe to be submitted to the committee, and is only provided 45 minutes to process the pasta and the clear up (cleaning the work table, processing equipment, sink and preparing the display plate).

The menu made by the first team was "Fusilli Pasta with Kallio Sauce", the second team made "Fettuccini Matcabor" which was a combination of Carbonara sauce with sambal matah, while the third team made "Fettuccini Bolognese". They were very excited to take part in the competition and really had the expectation that someone would win the competition as a representative of Bisma.

 

PASTA COOKING COMPETITION is divided into two sessions, the first session at 09.15 WIB and the second session at 10.00 WIB. Bisma team got their turn in the second session, so their turn was finished at 10:45 WIB. It felt like the time went very fast when the competition took place. It is because in the duration of 45 minutes, the cooking concept had to be finished, including the clear up. Alhamdulillah, Bisma team can finish on time, even the first team can finish their cooking before the jury reminded the remaining 15 minutes time that was left. The announcement of the champion of the competition was carried out after Zuhur prayer.

 

Alhamdulillahirabbil’alamiin, Allah Swt. Granted our prayer. Bisma students managed to be the second place winner. The achievement was made by the first team. The results, indeed, will not betray the process. The process started from when the students took initiative to participate in the competition, then prepared everything, practiced cooking before the competition, seriously participated in the race, and finally produced a very satisfying result that made us all proud.

Pentas Wayang Kulit: UAD untuk Indonesia Berkemajuan dan Berbudaya

 

Bertempat di Kampus empat Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (5/1) akan diselenggarakan pentas wayang kulit. Pagelaran wayang kulit ini akan dipandu oleh dalang kondang Ki Seno Nugroho dengan mengangkat lakon Amarta Binangun.

Lakon Amarta Binangun menceritakan tentang sebuah epik perjuangan Pandawa membangun hutan Wana Marta menjadi sebuah kerajaan yang masyur. Diceritakan dalam Amarta Binangun, setelah Pandu Dewanata sebagai Raja Hastina meninggal dunia, kelima anaknya yakni kesatria Pandawa, menuntut hak di kerajaan Hastina yang belakangan dikuasai oleh pamannya, Prabu Destarata. Akan tetapi, kelima kesatria itu tidak diberikan hak apapun atas kerajaan Ayahnya. Prabu Destarata justru memerintahkan Pandawa untuk membangun kerajaan sendiri di hutan tandus Amarta.

Meskipun berat, sebagai kesatria, Pandawa tetap menjalankan perintah Prabu Destarata yang telah menduduki posisi raja menggantikan ayahnya. Perjalanan dari Hastina menuju Amarta tidak dilalui dengan mudah oleh para kesatria Pandawa, banyak halangan dan rintangan namun tidak menghentikan langkanya menuju hutan tandus itu. Setelah sampai di hutan Amarta, para kesatria Pandawa tetap menemui hanyak halangan dan rintangan ketika membangun hutan belantara tandus menjadi sebuah kerajaan. Meskipun demikian, para Pandawa tidak patah arang hingga meraka berhasil membangun sebuah kerajaan baru yang besar dan maju dengan rakyatnya yang makmur dan sejahtera.     

Kordinator Seksi Pagelaran Wayang Kulit Unggul Haryanto Nur Utomo M.Si menyampaikan, wayang kulit merupakan salah satu kesenian asli Indonesia yang telah diakui dunia, sehingga wayang kulit merupakan salah satu simbol identitas bangsa. Wayang kulit juga merupakan kesenian yang sarat nilai-nilai luhur. Menggelar pentas wayang kulit adalah wujud melestarikan identitas budaya sakaligus menyuguhkan tontonan berisi tuntunan.

Lebih lanjut, Unggul mengatakan pemilihan lakon Amarta Binangun bukan tanpa alasan. Dalam lakon itu perjuangan para kesatria Pandawa membangun hutan hingga menjadi sebuah kerajaan yang besar dan maju dapat menjadi contoh dan dipetik nilai-nilai luhurnya. Apa yang dilakukan para Pandawa juga dilakukan para pendiri UAD. Sebelum menjadi sebuah universitas yang besar dan maju seperti sekarang ini, UAD juga memiliki proses yang panjang dan tidak mudah.

“Dimulai dari IKIP Muhammadiyah, sebuah institut yang hanya fokus di keguruan, hingga akhirnya berkembang menjadi UAD yang memiliki banyak fakultas. Termasuk Fakultas Kedokteran yang dulu dianggap tidak memungkinkan. Waktu telah membuktikan UAD terus berkembang dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk bangsa melalui dunia pendidikan,” kata Kordinator Seksi Pagelaran Wayang Kulit yang juga Dosen Psikologi.

Unggul juga mengemukakan, pagelaran wayang kulit kali ini juga mendatangkan sinden bernama Elisha Orkarus Allaso, sarjana Pedalangan lulusan ISI Yogyakarta yang juga seorang Magister Psikologi asal Sulawesi blasteran Venezuela dan Perancis. Sesuai dengan tema Milad “Membangun identitas Bangsa yang Berkemajuan Berbasis Budaya”, pagelaran wayang kulit ini diharapkan menjadi kegiatan yang dapat memberikan banyak teladan nilai untuk memajukan bangsa dan wahana merefleksikan.

“Elisha meskipun bukan orang Jawa, namun mau dan mampu menjadi sinden. Selain dapat memetik banyak pembelajaran dari lakon Amarta Binangun, kita juga dapat belajar dari Elisha untuk membangun dan memajukan bangsa yang beridentitas,” ucap Unggul. (Efri). 

BMD FEST 2018 PASTA COOKING COMPETITION

Pada Minggu (9-12-2018), Budi Mulia Dua mengadakan kegiatan “BMD FEST 2018 PASTA COOKING COMPETITION” di VHS Budi Mulia Dua, Jalan Raya Tajem km. 3, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Berawal dari inisiatif untuk mengikuti perlombaan tersebut, Maretta dan Krisna mencoba menyampaikan maksudnya dan meminta izin kepada dosen Program Studi Bisnis Jasa Makanan (Bisma). Setelah mendapatkan izin dan dukungan, dua mahasiswa tersebut menyusun konsep yang akan dibawa saat lomba nanti. Bisma mengirimkan tiga tim yang terdiri atas Maretta dan Krisna sebagai tim pertama, Heni dan Putri sebagai tim kedua, serta tim ketiga yaitu Anisa dan Isma.

Ketentuan dari BMD FEST 2018 PASTA COOKING COMPETITION antara lain tim harus terdiri atas dua orang, memilih salah satu jenis pasta (fettucini, fusilli, spageti, atau lasagna), membuat olahan pasta sebanyak dua porsi dengan teknis bebas dan dengan biaya harus Rp40.000,00 untuk dua porsi, membuat menu dan resep untuk diserahkan kepada panitia, serta hanya disediakan waktu selama 45 menit untuk pengolahan pasta dan clear up (kebersihan meja kerja, alat pengolahan, bak cuci, dan piring display).

Menu yang dibuat oleh tim pertama adalah “Fusilli Pasta with Kallio Sauce, tim kedua membuat “Fettucini Matcabor” yang merupakan perpaduan saus carbonara dengan sambal matah, sementara tim ketiga membuat “Fettucini Bolognese. Mereka sangat bersemangat mengikuti perlombaan tersebut dan sangat berharap ada yang memenangkan lomba dari perwakilan Bisma.

PASTA COOKING COMPETITION dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama pukul 09.15 WIB dan sesi kedua pukul 10.00 WIB. Tim Bisma mendapatkan giliran pada sesi kedua, sehingga perlombaan selesai pada pukul 10.45 WIB. Waktu berjalan terasa sangat cepat pada saat lomba berlangsung karena dalam waktu 45 menit, konsep memasak harus selesai semua termasuk clear up. Alhamdulillah, tim Bisma dapat selesai tepat waktu, bahkan tim pertama dapat menyelesaikan perlombaan sebelum juri mengingatkan sisa waktu 15 menit. Pengumuman pemenanng lomba dilakukan setelah salat Zuhur.

Ucap Alhamdulillahirabbil’alamiin, Allah Swt. mengabulkan doa. Mahasiswa Bisma berhasil mendapatkan juara 2 yang diperoleh tim pertama. Hasil tidak akan mengkhianati proses. Proses dari inisiatif mahasiswa kemudian mempersiapkan semuanya, berlatih memasak sebelum pelaksanaan lomba, hingga bersungguh-sungguh mengikuti perlombaan, akhirnya menghasilkan hasil yang sangat memuaskan dan membanggakan.

Banjir Ide di Final Project Exhibition (FiPEx) 2018

Final Project Exhibition (FiPEx) 2018 berhasil menyedot antusiasme mahasiswa dan berbagai kalangan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). FiPEx 2018 merupakan agenda pameran karya mahasiswa Program Studi Sistem Informasi UAD dalam bentuk produk aplikasi, prototype, dan poster. Karya-karya tersebut adalah hasil dari proyek beberapa mata kuliah yang dipamerkan dalam satu kegiatan FiPEx.

“Kami sedang mencoba pola pembelajaran berbasis proyek untuk memicu ide-ide baru mahasiswa dan ternyata hasilnya sangat memuaskan. Banyak ide segar yang muncul dan sangat berpotensi menjadi startup,” ungkap Farid Suryanto, M.T. selaku dosen Sistem Informasi UAD.

Pameran yang diselenggarakan mulai Jumat 28 Desember hingga Sabtu 29 Desember 2018 ini dihadiri oleh Dr. Muchlas, M.T. selaku Wakil Rektor 1. “Semua kompetensi yang dibutuhkan dalam era industri 4.0 ada di FiPEx 2018,” ungkapnya dalam sesi pembukaan pameran. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kegiatan seperti FiPEx ini perlu disemarakkan di program studi lain di UAD agar ide-ide segar dari generasi milenial dapat bermunculan.

Senada denganMuchlas, Imam Azhari selaku Dekan FMIPA UAD juga mengatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan jawaban dari tantangan di era industri 4.0. “Saya melihat ide-ide yang ditampilkan dalam FiPEx 2018 ini layak diproduksi untuk kebutuhan komersial. Saya juga melihat bahwa dalam dua tiga tahun ke depan ide-ide yang ditampilkan di sini akan menjadi startup yang akan ikut bersaing di dunia industri.”

Pada sesi pembukaan FiPEx 2018, hadir pula Dr. Dedi Pramono selaku Kepala Biro Kemahasiswaan (Bimawa) UAD. “Idenya bagus-bagus, patut untuk ditindaklanjuti,” ungkapnya saat mengunjungi stand pameran dan mencoba aplikasi permainan berbasis web yang dikendalikan oleh gestur tubuh yang ditangkap oleh kamera.

Kepala PKM Center UAD, Dr. Endang Darmawan, tampak sangat antusias saat mencoba aplikasi Virus Shooter yang menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) di salah satu stand pameran. Bahkan ia juga berkesempatan memberikan apresiasi kepada karya Virus Shooter karya Muhammad Luthfiansyah, mahasiswa semester 3 Sistem Informasi UAD, dengan menyematkan bintang emas. Dalam FiPEx 2018 ini, bintang emas adalah penilaian dengan bobot tertinggi yang akan menentukan nilai akhir mahasiswa pada mata kuliah terkait.

Pameran yang dilaksanakan di hall kampus 4 UAD ini juga diramaikan dengan kegiatan talkshow yang menghadirkan salah satu Google Student Ambassador untuk wilayah Yogyakarta, Niken Wulandari. Niken yang juga sebagai mahasiswi Sistem Informasi UAD membagikan pengalamannya mengikuti konferensi Google di Bali pada 2017 dan di Bangalore India pada November 2018.

“Kami sengaja menghadirkan Niken untuk memberikan inspirasi kepada mahasiswa agar lebih proaktif mengambil kesempatan untuk berjejaring dengan komunitas di luar kampus,” ungkap Hudzaifah Saiful Haq selaku seksi acara kegiatan FiPEx 2018.

Farrizal Alchudri selaku ketua panitia menambahkan bahwa ada 90 karya yang dipamerkan dalam FiPEx 2018. Lebih lanjut Farrizal mengatakan, “Teman-teman sudah bekerja maksimal selama satu semester ini untuk mempersiapkan karya maupun mempersiapkan teknis penyelenggaraan kegiatan dan ternyata apresiasi dari berbagai kalangan sangat baik.”

 

 

Kontak Informasi Kegiatan:

Farid Suryanto,

087730300127

58th Anniversary of UAD: The Rector Annual Report of 2018

2018 Open Senate Session of Universitas Ahmad Dahlan (UAD) to celebrate the 58th Milad (anniversary) of the university scheduled the Rector Annual Report of 2018. On this occasion, the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., was present to deliver scientific speech. The event which was held at the UAD Amphitarium on Saturday (12-29-2018) was attended by academic members and students of UAD, government officials, leaders and officials of PP Muhammadiyah, UAD partners, as well as the stake holders.

The Rector of UAD, Dr. Kasiyarno, M. Hum., in his annual report, highlighted several important matters. Some of them were related to institutional development, leading research center, business unit development, and welfare improvement.

"This Milad program is not only aimed as a tool to measure performance accountability, but also as an expression of gratitude to Allah SWT, who has given His gift, so that UAD becomes a higher education institution that gains trust from stakeholders and is able to make meaningful contributions to the nation," said Kasiyarno in his speech.

Currently, UAD is one of the leading private universities in Indonesia with A accreditation for the institution, which was obtained in 2017. There is a total of 48 study programs, 18 of them are accredited with A and 21 are accredited B.

UAD students do not only come from Indonesia, but also from abroad. The total number of active UAD students is 27,401. Of this number, 151 students come from Thailand, Malaysia, India, China, Uzbekistan, Hungary, Japan, Timor Leste, the Philippines, Iraq, Egypt, Vietnam, Ukraine, South Korea, Yemen, Laos, and Tunisia.

"The increasing interest of foreign students to study at UAD indicates that the Muhammadiyah university has been recognized internationally. This is in accordance with its vision of becoming an internationally recognized university that is imbued with Islamic values," he explained.

Another thing that also deserves recognition is the increasing achievement of UAD students from year to year on regional, local, national, and international levels. Another one that we need to be proud of is that the Center for Integrated Research and Innovation (CIRNOV) of UAD managed to make Merapi Missile in collaboration with the Indonesian Army Dislitbang and PT Pindad.

For this achievement, UAD established a new business unit, PT Adi Multi Teknologi (AMT), in addition to eight business units that it previously owned. From Kasiyarno's statement, PT AMT would work with other related institutions to produce Merapi Missiles used for Indonesian military combat training.

In the field of education, UAD has established new school units (USB), which are a junior high school and a vocational school, that are used as a Lab School in Sambas Regency, West Kalimantan, one of the 3T regions with the funding obtained from the Indonesian Ministry of Education and Culture (Kemendikbud). In addition, in supporting the internationalization program of Muhammadiyah, UAD will build a Muhammadiyah school in Australia and Muhammadiyah Da'wah headquarter in Egypt.

The Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia, Muhadjir, expressed his pride in UAD that had paid attention to 3T regions. "In the era of industrial revolution 4.0, this region became the focus of the government realize education equity. So, there will be no regions that are left behind," he said.

In addition, Muhadjir said that he was happy with the current development of UAD. He expressed his hope that UAD would become a university that was ready for technological development and could support technological progress for the benefit of the nation.

On the other hand, the Chairperson of the Central Board of Muhammadiyah, Dr. Haedar Nashir who was present at the event said that Muhammadiyah universities had to become a madrasah (school) of thought. According to him, being a madrasah of thought could only be done by PTMs of class A, such as UAD. "In the future, UAD and Muhammadiyah must be the center of research as well as agents of change."

Haedar advised UAD and Muhammadiyah to be able to evoke the role of Islam that was able to acculturate culture in the midst of modern culture. Moreover, he advised them to improve advanced modernity, and strengthen progressive national integration. (ard)

Bisma Students are in the Top 10 of the National Business Plan Competition

A total of three students of D-IV Food Service Business (Bisma) Study Program of Universitas Ahmad Dahlan (UAD) successfully passed UNIVATION of Padjadjaran 2018. The event was a national-level business plan competition organized by Universitas Padjajaran as a manifestation of Bringing out Food Fermentation into a Nowadays Culinary. As the name implies, this event is a business plan that directly synergizes food and business. New food product innovations or modification of existing products, especially fermented products with a touch of current trends, are the highlight of the event. The reason for the selection of the topic is for the products to be able to compete in the world of culinary business.

The event series of UNIVATION of Padjadjaran 2018 lasted two days, from November 30th to December 1st, 2018. In the first day, a seminar and competition for food product business planning proposals were held. Meanwhile, on the second day, a Food Expo was held.

In this competition, Bisma students presented fermented sorghum that was turned into a tape which was then processed into silky pudding. The students learned about how to plan, make, develop, and market the products they created. At the Food Expo, Bisma students presented three variants of silky pudding, namely chocolate, mango and taro. The most popular pudding for visitors was the mango flavored one. In the activity, students also planned and practiced directly how to decorate the booths provided by the committee.

 

Milad UAD ke-58: Laporan Tahunan Rektor 2018

Sidang Senat Terbuka Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2018 dalam rangka Milad ke-58 mengagendakan Laporan Tahunan Rektor 2018. Pada kesempatan ini, hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. untuk menyampaikan orasi ilmiah. Acara yang digelar di Amphitarium UAD, Sabtu (29-12-2018) dihadiri oleh keluarga akademik dan mahasiswa UAD, pejabat pemerintah, pimpinan dan pejabat PP Muhammadiyah, rekanan UAD, serta para stake holders.

Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. pada laporan tahunannya menyampaikan hal-hal penting. Beberapa di antaranya terkait perkembangan kelembagaan, pusat riset unggulan, pengembangan unit usaha, dan peningkatan kesejahteraan.

Acara milad ini selain sebagai wahana pertanggungjawaban kinerja, juga merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan karunia-Nya. Sehingga, UAD menjadi lembaga pendidikan tinggi yang memperoleh kepercayaan luas dari para pemangku kepentingan dan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsa dan negara,” ungkap Kasiyarno dalam pidatonya.

Saat ini UAD merupakan salah satu perguruan tinggi swasta unggulan di Indonesia dengan akreditasi institusi A yang diperoleh pada tahun 2017. Program studi yang dimiliki berjumlah 48 dengan 18 di antaranya terakreditasi A dan 21 terakreditasi B.

Sebaran mahasiswa UAD tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga berasal dari luar negeri. Total mahasiswa aktif UAD berjumlah 27.401 mahasiswa. Dari jumlah tersebut, 151 di antaranya berasal dari Thailand, Malaysia, India, Tiongkok, Uzbekistan, Hungaria, Jepang, Timor Leste, Filipina, Irak, Mesir, Vietnam, Ukraina, Korea Selatan, Yaman, Laos, dan Tunisia.

Semakin meningkatnya animo mahasiswa asing di UAD menandakan perguruan tinggi Muhammadiyah ini telah diakui secara internasional. Hal ini sesuai dengan visi menjadi perguruan tinggi yang diakui internasional dan dijiwai nilai-nilai Islam,” jelasnya.

Hal lain yang tidak kalah membanggakan, prestasi mahasiswa UAD dari tahun ke tahun semakin meningkat dari level regional, lokal, nasional, maupun internasional. Kemudian yang juga perlu dibanggakan adalah Center for Integrated Research and Innovation (CIRNOV) UAD berhasil membuat Rudal Merapi bekerja sama dengan Dislitbang TNI AD dan PT Pindad.

Atas capaian ini, UAD mendirikan unit usaha baru PT Adi Multi Teknologi (AMT) menambah delapan unit usaha yang telah dimiliki sebelumnya. Dari keterangan Kasiyarno, PT AMT akan bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait untuk memproduksi Rudal Merapi yang digunakan untuk latihan tempur militer Indonesia.

Di bidang pendidikan, UAD telah mendirikan unit sekolah baru (USB) SMP dan SMK sebagai Lab School Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, salah satu dari daerah 3T dengan bantuan dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Kemudian dalam mendukung program internasionalisasi Muhammadiyah, UAD akan membangun sekolah Muhammadiyah di Australia dan Markaz Dakwah Muhammadiyah di Mesir.

Mendikbud RI, Muhadjir mengungkapkan kebanggaannya kepada UAD yang memiliki perhatian kepada daerah 3T. “Di era revolusi industri 4.0, wilayah ini jadi perhatian pemerintah untuk melakukan pemerataan pendidikan. Jadi nantinya tidak ada daerah yang tertinggal lagi,” katanya.

Selain itu, Muhadjir mengaku gembira atas perkembangan UAD saat ini. Ia berharap UAD menjadi perguruan tinggi yang siap dengan perkembangan teknologi dan dapat mendukung kemajuan untuk kepentingan bangsa.

Di sisi lain, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Haedar Nashir yang turut hadir dalam acara ini mengatakan, perguruan tinggi Muhammadiyah harus menjadi madrasah pemikiran. Menurutnya, menjadi madrasah pemikiran hanya bisa dilakukan oleh PTM yang ada di kelas A seperti UAD. “Ke depan, UAD dan Muhammadiyah harus menjadi pusat riset dan penelitian serta sebagai agen perubahan.”

Haedar berpesan, UAD dan Muhammadiyah harus bisa membangkitkan peran Islam yang mampu mengakulturasikan budaya di tengah himpitan budaya modern. Kemudian meningkatkan modernitas tingkat lanjut, serta memperkuat integrasi nasional yang berkemajuan. (ard)