Rektor UAD Lantik Wakil Dekan Periode 2018−2022

Dr. Kasiyarno, M.Hum., Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melantik 10 wakil dekan dan 1 pejabat wakil dekan periode 2018−2022. Pada kesempatan ini, juga dilakukan pemberhentian dengan hormat para wakil dekan yang telah bertugas 2013−2018.

Terima kasih atas kinerja wakil dekan sebelumnya, ke depan pekerjaan berat sudah menanti wakil dekan yang baru. Tuntutan semakin tinggi, kami berharap Bapak Ibu Wakil Dekan baru bisa cepat beradaptasi dan membawa dampak signifikan bagi perkembangan UAD,” ucap Kasiyarno dalam sambutannya di auditorium kampus 1 UAD, Sabtu (17-11-2018).

Lebih lanjut, Kasiyarno menyampaikan target capaian UAD pada tahun 2025 menjadi perguruan tinggi bereputasi internasional. “Saat ini akreditasi UAD sudah A dan 18 dari 48 program studi juga sudah A. Yang belum A harus bekerja lebih ekstra, terutama untuk para pejabat dekan dan wakil dekan. Kami berharap wakil dekan dapat bekerja sama dengan dekan untuk meningkatkan akreditasi program studi.”

Target akreditasi merupakan visi UAD pada periode 2010−2015. Sementara tahun 2015−2020 UAD ingin mencapai reputasi di tingkat nasional dengan menguatkan aspek Tri Darma perguruan tinggi.

UAD mempunyai visi reputasi internasional, tahun ini sudah mulai dipelopori Fakultas Farmasi. Farmasi akan diasesmen Asean University Network (AUN). Semoga ke dapan ada fakultas maupun program studi yang menyusul diases. Untuk mencapai target ini, kualitas sumber daya manusia, sistem, produktivitas, dan prestasi harus terus ditingkatkan,” paparnya.

Berikut wakil dekan baru di lingkungan fakultas yang ada di UAD; Tina Sulistiyani, S.E., M.M. (Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Dian Kinayung, S.Psi., M.Psi., Psikolog. (Wakil Dekan Fakultas Psikologi), Dr. Hari Susanti, M.Si., Apt. (Wakil Dekan Fakultas Farmasi), Dody Hartanto, S.Pd., M.Pd. (Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A., M.IPR. (Wakil Dekan Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi).

Dr. Norma Sari, S.H., M.Hum. (Wakil Dekan Fakultas Hukum), Sri Winiarti, S.T., M.Cs. (Wakil Dekan Fakultas Teknologi Industri), Agung Budiantoro, S.Si., M.Si. (Wakil Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Dr. PH. Solikhah, S.K.M., M.Kes. (Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat), dr. Agus Sukaca, M.Kes. (Wakil Dekan Fakultas Kedokteran), Arif Rahman, S.Pd.I.,M.Pd.I. (Pejabat (Pj.) Wakil Dekan Fakultas Agama Islam). (ard)

UAD Signs MoU with BPPB Kemendikbud

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) hosted Language and Literature Award Night of Tama Prayojana 2018 on Wednesday (11/14/2018) at campus 4 of UAD on Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta. This award was initiated by Yogyakarta Regional Language Center.

In addition to being the host, UAD also signed a memorandum of understanding (MoU) with the Language Development and Expansion Agency (BPPB) of the Ministry of Education and Culture (Kemendikbud) of the Republic of Indonesia. This signing is aimed to improve the cooperation in the field of language of UAD and BPPB of the Ministry of Education and Culture.

The Rector of UAD, Dr. Kasiyarno, M. Hum., in his speech expressed his gratitude for the trust given to UAD as the host of this award event. "We really appreciate the recognition given by the language center. Besides that, with Tama Prayojana award, the quality of Bahasa Indonesia will be further improved."

Meanwhile, the Head of DIY Language Center, Drs. Pardi, M. Hum., conveyed that Bahasa Indonesia is a national identity. "As a national identity, Bahasa Indonesia must be preserved. Bahasa Indonesia needs to be preserved and developed."

There were several award nominations at this event, including scholar and bureaucracy public figures, public institutions of higher education, hospitals, communication and information media, Javanese books, serious literary books, and popular literary books. (ard)

RI Minister of Education and Culture: PTMA Must Be Smart in Taking Advantage of a Moment

Minister of Education and Culture (Mendikbud) of the Republic of Indonesia, Prof. Muhadjir Effendy, M.A.P., appealed to Muhammadiyah-Aisyiyah Universities (PTMA) to innovate and open study programs that are in line with the times. "For example, a logistics study program, both logistics at sea and air. Logistics management is very complex. At present, work field requires skilled people in their own fields. PTMA must be able to take advantage of this moment."

His statement was conveyed when he became a speaker at the National Coordination Meeting (Rakornas) on Student Affairs for Indonesian PTMA organized by Universitas Ahmad Dahlan (UAD), in collaboration with the Council of Higher Education, Research, and Development (Diktilitbang) of Central Board of Muhammadiyah. The event took place from Thursday to Saturday (8-10/11/2018) at Grand Quality Hotel, Yogyakarta, and was attended by 137 participants from 103 PTMA.

In line with the issue, he also conveyed his expectation that PTMA be responsive and alert to the changes that occur in the society. Innovations in the education sector must continue to be made to keep pace with the increasingly rapid changes. Furthermore, the moment that must also be immediately addressed is the opportunity to develop PTMA in remote areas of Indonesia.

"Don't just depend on LPTK. Currently, LPTK has exceeded its capacity. The number of graduates and what is needed is not comparable. The number of graduates every year is 250,000, while only 100,000 are needed per year. Then, the opportunity to establish PTMA in the remote area is still open, for example in Wakatobi, which is included in the 10 favorite destinations in Indonesia. "This is a strategic area to develop Muhammadiyah's charity business," he said.

Besides, the issue that is more urgent, according to him, is that PTMA must provide students with generic provisions. Generic provisions in question are those that are easily adapted to the work field. And then, there is a need for double track for teacher training, for example, teacher training with minor skills in fishery, information technology, and foreign languages.

Regarding the field of student affairs, Muhadjir stated his expectation that university leaders could develop PTMA in accordance with local wisdom. This local wisdom can be a value in itself and is a characteristic for PTMA branding. (ard)

Universitas Wijayakusuma Surabaya Kunjungi Fakultas Hukum UAD

Mengangkat tema Meningkatkan Semangat Integritas dan Wawasan dalam Menjalin Tali Silaturahmi Sesama Organisasi Kemahasiswaan”, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menerima kunjungan kerja BEM Universitas Wijayakusuma Surabaya di kampus 2 B UAD, Jumat (16/11/2018).

Pada kesempatan tersebut ketua panitia BEM Hukum UAD, Ayu Purnaningsih, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada BEM Fakultas Hukum (FH) Universitas Wijayakusuma Surabaya telah berbagi informasi dengan FH UAD.

Selain ketua panitia, hadir juga Gubernur BEM FH, Mohammad Rifki. Dia menyampaikan tentang sistem organisasi UAD dan program kerja di BEM FH. “Saya berharap dengan adanya kunjungan dan berbagi informasi ini membuat kita semakin maju. Kami juga berharap bisa bertemu dalam kesempatan yang lain untuk berbagi perihal hukum di Indonesia.

Ketua BEM Universitas Wijayakusuma Surabaya Rajindra Bisma Laksana menyampaikan, ada kesamaan sistem yang ada di UAD dan Universitas Wijayakusuma Surabaya. Ia pun berharap teman-teman BEM FH UAD berkunjung ke Surabaya.

Ada 20 mahasiswa Universitas Wijayakusuma yang ikut dalam acara ini. Mereka datang pagi ke Jogja danlangsung ke UAD.

UAD Teken MoU dengan BPPB Kemendikbud

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Malam Penghargaan Bahasa dan Sastra Tama Prayojana 2018, Rabu (14/11/2018) di kampus 4 UAD Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta. Penghargaan ini diprakarsai oleh Balai Bahasa Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selain menjadi tuan rumah, UAD juga meneken memorandum of understanding (MoU) dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Penandatanganan ini dalam rangka untuk meningkatkan kerja sama bidang kebahasaan UAD dan BPPB Kemendikbud.

Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. dalam sambutannya mengungkapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada UAD sebagai tuan rumah acara penghargaan ini. “Kami sangat mengapresiasi adanya penghargaan dari balai bahasa. Selain itu, dengan adanya penghargaan Tama Prayojana akan semakin meningkatkan kualitas bahasa Indonesia.”

Sementara Kepala Balai Bahasa DIY Drs. Pardi, M.Hum. menyampaikan bahasa Indonesia merupakan identitas kebangsaan. “Identitas kebangsaan, bahasa Indonesia harus terus dijaga. Bahasa Indonesia perlu untuk terus dipertahankan dan dikembangkan.”

Pada acara ini, ada beberapa nominasi penghargaan di antaranya tokoh publik akademisi dan birokrasi, lembaga publik perguruan tinggi, rumah sakit, media komunikasi dan informasi instansi, buku berbahasa Jawa, buku sastra serius, dan buku sastra populer. (ard)

UAD Hosts National Coordination Meeting of PTM-PTA on Student Affairs

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) hosted National Coordination Meeting (Rakornas) on Muhammadiyah University (PTM) Student Affairs at Aisyiyah University (PTA). The event that took place on November 8-10, 2018 was in collaboration with the Council of Higher Education, Research, and Development (Diktilitbang) of Central Board of Muhammadiyah (PP Muhamadiyah). In total, there are 137 participants from 103 PTM and PTA throughout Indonesia. It was the first Rakornas that was being held on student affairs.

On this occasion, UAD Rector, Dr. Kasiyarno, M. Hum., said that the field of student affairs in PTM and PTA must be strengthened, considering that students are one of the important aspects for the continuity of universities. "Student activities must be stimulated. At present, only about 25 percent of students take extracurricular activities, either in an activity unit, organization, community and others."

According to him, universities must encourage students to be active. Extracurricular activities can improve student soft skills in order to optimize the students' ability. Soft skills are needed and will be useful in the workforce and society.

"Students who are active and have skills will surely excel. Student achievement can enhance the image of universities. In addition, students will also receive a Diploma Supplement (SKPI) that will be useful for them," he explained.

On the other hand, the Chairman of PP Muhammadiyah Diktilitbang Council, Prof. Lincolin Arsyad, said that in the Rakornas on Student Affairs, it was necessary to discuss preventive actions of radicalism in campus environment. "Radicalism is like a fire in a husk. This is a task for universities to fight it."

In addition, other things that need to be discussed are related to student productivity. PTM-PTA must hold various events, such as training, seminars, and competitions to improve the students' abilities. In addition, what is equally important is the productivity of art and culture. Some of these things, according to Lincolin, need to be seriously discussed to develop students for them to become good cadres in the future.

Meanwhile, Dr. Haedar Nashir, M.Si., the Chairman of PP Muhammadiyah, shared his belief that the quality of PTM and PTA must be improved. With good quality, the universities would bring progress to the community and the country.

He advised Muhammadiyah cadres not to be isolated from national issues.

"Muhammadiyah students must be pioneers who are intelligent, honest, trustworthy, exemplary, and forward-thinking. This is the only thing that can advance Indonesia in this global era is progress." (ard)

GPSD Holds Traditional Games Competitions

Gebyar Prestasi Sekolah Dasar (GPSD) held by Primary School Teacher Education (PGSD) Study Program of Universitas Ahmad Dahlan (UAD) was attended by participants from elementary schools throughout Yogyakarta. The event which was held at Tamanan field, Bantul, Yogyakarta on Sunday (11/04/2018) presented several traditional games competitions as well as scientific, cultural, sports, and religious competitions.

Some of the competitions included coloring and dance competitions, parade of saleh (pious) children, science Olympiad, traditional games competitions, and kid futsal competition. This is the third GPSD being held with the aim of creating competent students and takes place two times, on November 4 and 11, 2018.

Ika Maryani, M.Pd., a PGSD lecturer, explained that this event was to introduce PGSD UAD to the public. In addition, this event provided an opportunity for students to get to know traditional games.

"The traditional games, in its own time, were popular and liked by many people. In this era, new online games shift various local cultures, such as traditional games. We hope that students who compete in this event are competitive, so that they can optimize their potential," he explained.

Meanwhile, Dr. Dedi Pramono, M.Hum., the Head of Bureau of Student and Alumni Affairs (Bimawa) of UAD, expressed his pride to PGSD students who had organized the competitions based on the development of soft skills for elementary school students. According to him, soft skills were needed for nation leaders in the future.

"Leaders need leadership, cooperation, honesty, professionalism and integrity. The development of games like this needs to be done in the midst of the popularity of online games to develop children's potential," he said.

On this occasion, Surti Raharyanto from the Department of Youth and Sports Education (Disdikpora) of DIY Province and Sri Supriyantini from Disdikpora of Bantul Regency were also present. In his remarks, Surti emphasized that his department would cooperate with universities and various other agencies to improve the quality of education in DIY.

"Reintroducing traditional games is a good step to develop children's potential. In addition, children's physical health will also be maintained. At present, in Yogyakarta the prevalence of non-communicable diseases is quite high, and is even the highest in Indonesia. Many factors influence this conditon, one of which is the lack of physical activity," he said.

Surti appreciates GPSD held by UAD because it provides opportunities for elementary school students to express and compete with various schools. This will increase harmony between schools. He shared his expectation that GPSD will continue to be held in the coming years. (ard)

Sendikmad: Innovative Mathematics in the Era of Industrial Revolution 4.0

Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) of Universitas Ahmad Dahlan Mathematics Education Study Program (UAD) held Mathematics Education National Seminar of Ahmad Dahlan (Sendikmad) 2018. The seminar presented the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., Dr. Nanang Susyanto, M.Sc. from UGM, and Prof. Dr. Yus Muchamad Cholily, M.Si. from UM Malang.

The event was held at campus 4 of UAD, which was located on Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta, on Saturday (3/11/2018) took the theme of "Developing Literacy Skills and Higher Level Thinking Skills (HOTS) through Innovative Mathematical Learning in the Era of Industrial Revolution 4.0". The participants were students, teachers, and lecturers from various regions in Indonesia.

The Rector of UAD, Dr. Kasiyarno, M. Hum., in his speech said that innovation in UAD continued to be encouraged and developed. "Regarding mathematics, we continue to strive to create innovative learning patterns by following the current trends, for example by utilizing digital technology."

Meanwhile, Muhadjir revealed that mathematics does not only focus on numbers. "Students must be taught mathematics to shape their character, critical power, endurance, concentration, focus, and make them unyielding in solving problems and find solutions."

He further explained that mathematics learning is not a problem of being right and wrong, but rather emphasizing the process. Teachers or educators must direct students not to be oriented to being right and wrong and scores. "If you only focus on right and wrong, when you are given homework (PR) you can get a score of 100 although it was done by someone else, your mother for example," Muhadjir said.

He also disagreed with mathematics questions in the form of multiple choice questions. According to him, the question of this type did not encourage the process of reasoning and critical thinking, but relied more on luck. If you happened to answer correctly you would get good grades.

In addition to discussing mathematics, Muhadjir touched on the school zoning system to build openness between schools, the environment, and families. "This closeness will increase awareness of students, so that they can be easily monitored and controlled," he said. (ard)

Mendikbud RI: PTMA Harus Pandai Manfaatkan Momentum

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Prof. Muhadjir Effendy, M.A.P. mengimbau Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) untuk berinovasi membuka program studi yang sesuai dengan perkembangan zaman. “Misalnya program studi logistik. Logistik di laut maupun udara. Manajemen logistik ini sangat kompleks. Saat ini dunia kerja membutuhkan orang-orang terampil sesuai dengan bidangnya. PTMA harus bisa memanfaatkan momentum ini.”

Pernyataannya ini disampaikan saat ia menjadi pemateri di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kemahasiswaan PTMA se-Indonesia yang diselenggarakan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Acara berlangsung Kamis-Sabtu (8-10/11/2018) di Hotel Grand Quality, Yogyakarta, dan diikuti 137 peserta dari 103 PTMA.

Sejalan hal tersebut, ia menginginkan PTMA tanggap dan sigap terhadap perubahan yang terjadi. Inovasi di bidang pendidikan harus terus dilakukan untuk mengimbangi perubahan yang semakin cepat. Lebih lanjut, momentum yang juga harus segera ditanggapi adalah peluang pembangunan PTMA di wilayah pinggiran Indonesia.

Jangan hanya tergantung pada LPTK. Saat ini LPTK sudah melebihi kapasitas. Jumlah lulusan dan yang dibutuhkan sudah tidak sebanding. Yang lulus setiap tahun 250 ribuan, sementara yang dibutuhkan per tahunnya hanya 100 ribuan. Kemudian peluang untuk mendirikan PTMA di wilayah pinggiran masih terbuka. Misalnya di Wakatobi, yang masuk dalam 10 destinasi favorit di Indonesia. Ini merupakan wilayah strategis untuk mengembangkan amal usaha Muhammadiyah,” tandasnya.

Selain itu yang lebih mendesak, menurutnya, PTMA harus memberi bekal kemampuan generik kepada mahasiswa. Bekal generik yang dimaksud adalah yang mudah diadaptasikan untuk dunia kerja. Kemudian double track yang dikhususkan di bidang keguruan. Misal keguruan dengan kemampuan minor perikanan, teknologi informasi, dan bahasa asing.

Terkait bidang kemahasiswaan, Muhadjir mengharapkan para pimpinan perguruan tinggi bisa mengembangkan PTMA sesuai dengan kearifan lokal. Kearifan lokal ini bisa menjadi nilai tersendiri dan menjadi ciri khas untuk branding PTMA. (ard)

UAD Tuan Rumah Rakornas Bidang Kemahasiswaan PTM-PTA

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Perguruan Tinggi Aisyiyah (PTA). Agenda yang berlangsung 8-10 November 2018 ini bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Total ada 137 peserta dari 103 PTM-PTA se-Indonesia. Rakornas bidang kemahasiswaan ini merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan.

Pada kesempatan tersebut, Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. menyampaikan, bidang kemahasiswaan di PTM dan PTA harus dikuatkan. Mengingat mahasiswa merupakan salah satu aspek penting bagi keberlangsungan perguruan tinggi. “Kegiatan kemahasiswaan harus digairahkan. Saat ini, hanya sekitar 25 persen saja mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Baik di unit kegiatan, organisasi, komunitas, dan lainnya.”

Menurutnya, perguruan tinggi harus mendorong mahasiswa untuk berkegiatan. Kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan soft skills dalam rangka melengkapi kemampuan mahasiswa. Kemampuan soft skills diperlukan dan akan berguna di dunia kerja dan masyarakat.

Mahasiswa yang aktif dan punya keterampilan pasti akan berprestasi. Prestasi ini bisa meningkatkan citra perguruan tinggi. Selain itu, mahasiswa akan mendapat Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI),” jelasnya.

Di sisi lain, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Lincolin Arsyad menuturkan dalam Rakornas Bidang Kemahasiswaan perlu membahas pencegahan radikalisme di lingkungan kampus. “Radikalisme seperti api dalam sekam. Ini adalah pekerjaan rumah bagi perguruan tinggi.”

Selain itu, hal lain yang perlu didiskusikan terkait produktivitas mahasiswa. PTM-PTA harus banyak menyelenggarakan acara seperti pelatihan, seminar, dan perlombaan untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan mahasiswa. Juga, yang tidak kalah penting adalah produktivitas seni dan budaya. Beberapa hal tersebut, menurut Lincolin perlu didiskusikan secara serius untuk mengembangkan mahasiswa agar menjadi kader yang baik di masa depan.

Sementara Dr. Haedar Nashir, M.Si. Ketua Umum PP Muhammadiyah berpendapat kualitas PTM dan PTA harus ditingkatkan. Dengan kualitas yang baik maka akan membawa kemajuan bagi persyarikatan dan negara.

Ia berpesan mahasiswa kader Muhammadiyah tidak boleh terisolir dari problem kebangsaan. “Mahasiswa Muhammadiyah harus jadi pioner yang memiliki spirit intelektual, jujur, amanah, teladan, dan berpikiran maju. Satu-satunya yang bisa membawa Indonesia di era global adalah kemajuan.” (ard)